WAWANCARA: Kepala DP3AP2KB NTB, Hj Putu Shelly saat diwawancara wartawan. |
"Ada 172 perempuan yang dirumahkan di sektor pertokoan di NTB," ungkap Kepala DP3AP2KB NTB, Hj Putu Shelly, Selasa (16/6).
Bentuk atensi yang diberikan, jelasnya, dengan memberikan mereka bantuan Jaringan Pengaman Sosial (JPS) Gemilang. Semua pekerja tersebut dipastikan mendapat jatah bantuan tersebut.
Atensi tersebut mengingat peran perempuan di dalam rumah tangga dianggap dominan. Di lain sisi, kaum perempuan rata-rata umumnya tidak bisa menghasilkan uang sampingan. Berbeda dengan kaum adam yang justru sebaliknya.
Kerentanan macam itu, sambungnya, harus menjadi prioritas. Ini penting agar para perempuan yang telah dirumahkan ini lebih terbantu secara ekonomi.
Shelly juga mengungkapkan, pihaknya telah memanggil para pemilik toko untuk segera mempekerjakan para karyawan yang dirumahkan itu. Langkah ini dilakukan menginat telah diberlakukan fase normal baru dalam menghadapi pandemi virus Corona.
Dari proses pemanggilan tersebut, bebernya, para pemilik toko sudah bersedia mempekerjakan karyawan yang dirumahkan. Hanya saja, prosesnya dilaksanakan bertahap.
Apa yang dilontarkan para pemilik toko, bebernya, sangat dimaklumi. Mengingat selama pandemi corona para pengusaha kesulitan membayar gaji karyawan.
Sementara itu, Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah mengatakan, untuk menggeliatkan kembali ekonomi warga NTB yang sedang lesu, pihaknya mengintervensi dengan bantuan JPS Gemilang. Lewat intervensi ini paling tidak masyarakat merasa terbantu.
"Kita harap sektor pariwisata juga segera bergerak dengan memperhatikan protokol standar kesehatan. Begitu juga dengan sektor pertambangan," ucapnya.
Andai sektor-sektor itu sudah mulai bergerak, dipastikan perekonomian warga NTB perlahan kembali bangkit. (jl)