MAHAL: Keindahan di puncak Bukit Anak Dara sangat mahal sebelum ditebus dengan lelahnya menempuh jalan terjal. |
Andai menapakinya merupakan sebuah pertaruhan, kegagalan menggelayut begitu dekat. Tentu, lebih-lebih bagi para pendaki pemula. Medan terjal yang disuguhkan membuat para pendaki akan menyerah sebelum sempat merengkuh puncak.
Bayangkan saja, bukit bertopografi berbentuk kerucut ini sejak pintu masuk pendakian sudah menguras tenaga. Dari halaman parkiran kendaraan ini saja, pendaki sudah disajikan trek menanjak. Bukit yang terletak di sisi timur Desa Sembalun ini memang menyakitkan. Bukit yang tidak mudah dinikmati setiap lekuk keindahannya.
Kendati begitu, bukit ini merupakan obyek pendakian wajib yang harus dijajal setiap pendaki. Jika tidak, pendakian di sekitar Sembalun rasanya tidak afdal. Sangatlah merugi bagi para pendaki yang tidak menjajal bukit ini, mengingat di puncaknya, pemandangan terhampar di segala arah.
Di barat ada Rinjani dan cantiknya kotak-kotak sawah Sembalun. Di timur ada laut selat Lombok dan Pulau Sumbawa bersama gugusan pulau-pulaunya. Bonus lain di sisi timur berupa panorama desa-desa sekitar Sambelia dan gilinya (Lawang dan Sulat).
Belum lagi di sisi utara, ada Bukit Pergasingan yang tersohor. Sementara di selatan ada bukit Nanggi yang anggun. Sepertinya hanya bukit ini yang mampu menyajikan pemandangan seperti itu.
Untuk sampai ke puncak, pendaki dihadapkan oleh 3 cobaan. Pertama, di pos 1 para pendaki dihadapkan dengan terjalnya trek hutan. Pada bagian ini pendaki melakukan pemanasan. Praktis di tahapan ini tubuh pendaki dalam proses penyesuaian diri.
Biasanya cobaan tahap awal ini mengundang rasa mual. Pendaki bahkan ingin muntah. Tak jarang pula ingin buang air besar. Hanya saja setelah melewati terjalnya hutan, tubuh mulai beradaptasi dengan keadaan.
Cobaan berikutnya terhampar saat hendak menapaki jalur menuju pos 2. Lintasan nan panjang dan terjal sudah mengadang di depan. Betapa tidak, beberapa pendaki akan mengira pos 2 adalah puncak bukit Anak Dara. Nyatanya, harapan pendaki pupus saat mengetahui ujung trek terjal itu adalah pos 2.
Ketiga, trek menuju puncak. Kelihatannya, menuju puncak hanya ada 1 tanjakan. Nyatanya ada 3 tanjakan yang harus dilalui. Serangkaian aral itu rupanya tantangan yang harus ditaklukan para pendaki.
Setelah merengkuh puncak, pendaki disajikan pemandangan luar biasa. Tidak saja melihat Desa Sembalun dari segala arah, tapi juga bisa menyesap sensasi lainnya. Yaitu sunrise dan sunset.
Hanya saja sejak pandemi virus corona mulai merebak, pendakian ke bukit ini serta bukit-bukit yang lain ditutup. Jangan kan ke bukit-bukit tersebut, bahkan akses pendakian ke Gunung Rinjani pun juga diblokir.
Akibat jarangnya pendaki menjajl bukit ini, ilalang tumbuh subur di sekitar puncak. Kondisi ini cukup mengganggu pemandangan. Belum lagi ketika ilalang di pagi hari dalam kondisi basah karena embun. Pendaki yang hendak menikmati sunrise cukup terganggu.
Dengan kondisi seperti itu, aktivis pencinta alam asal Sembalun, Rijal Sembapala mengatakan, bagi pendaki yang menjajal bukit ini hendaknya membantu pendaki lain yang akan datang berikutnya. Pendaki yang sampai ke puncak sebaiknya meratakan ilalang-ilalang tersebut.
"Setidaknya dengan meratakan ilalang itu bisa dijadikan alas saat membangun tenda. Alas ilalang ini terasa hangat, lebih-lebih saat kering," ucapnya.
Kepada pengelola pendakian bukit ini, Rijal menyarankan agar membuat spot tempat menikmati sunset dan sunrise. Varanya dengan memangkas ilalang di sebelah timur dan barat.
Bukit Anak Dara adalah salah satu bukit legal untuk didaki. Sesuai peraturan pemerintah, arif tiket berdasarkan dengan aturan yang ada yaitu Rp 10 ribu per hari. Sementara bagi pelajar diberi keringanan yakni Rp 5 ribu dengan syarat minimal 5 orang.
"Maksudnya jika rombongan teman-teman 5 orang dan semua pelajar, maka harga tiket hanya 5.000 per hari tapi jika kurang dari 5 orang maka akan berlaku tarif normal. Karena itu, jangan lupa untuk membawa kartu pelajar untuk ditunjukkan," ucapnya.
Kendati jalur pendakian ini terjal, masih ada kemudahan yang bisa ditemui pendaki. Sebelum mendaki, di kaki bukit sudah ada kios sederhana yang menyediakan logistik untuk pendakian. Keberadaan kios ini terasa membantu terutama bagi para pendaki yang tidak membawa perbekalan.
Agar pendakian Bukit Anak Dara tetap bersih dan bebas sampah, Rijal mengingatkan para pendaki membawa sampah mereka turun. Jangan sampai pendakian para pengunjung justru membawa kekumuhan terhadap bukit ini.
" Sampah ini cukup mengganggu karena pendaki lain jijik memungutnya. Larangan untuk membawa tisu basah sepertinya aturan yang harus dan wajib untuk menjaga kelestarian bukit ini," tegasnya. (jl)