MATARAM--Wakil Direktur Pelayanan RSUD NTB, dr. H. Agus Rusdhy Hamid Hariawan, Sp.OG (K) MARS menjelaskan untuk penanganan Covid-19, pihaknya melakukan beberapa perubahan untuk fasilitas pelayanan. Dengan menyiapkan ruang khusus perawatan untuk isolasi pasien Covid-19, yaitu ruang rawat bertekanan negatif.
“Pada awalnya kita memiliki ruang rawat 3 kamar. Dua kamar berisi masing-masing satu orang dan satu kamar berisi dua orang. Kita manfaatkan untuk pasien-pasien emergency disease. Seperti flu burung, MERS-CoV,” ujarnya, Sabtu, (16/5).
Sejak ditetapkan Covid-19 sebagai pandemi. RSUD NTB mempersiapkan kemungkinan terburuk. Pihaknya menyiapkan rencana A sampai E. Dari rencana A, ruang isolasi yang tadinya pada suatu ruangan tertentu, sekarang ruangan Otak Kokok dan Sendang Gile RSUD NTB diubah menjadi tempat khusus perawatan pasien Covid-19.
“Totalnya menjadi 55 tempat tidur. Karena melihat perkembangan kasus-kasus rujukan. Sampai hari ini kita sudah merawat 136 orang. Beberapa pasien sudah pulang, ada yang meninggal dan sembuh. Per hari ini kita sedang merawat 7 orang pasien. Dimana 2 orang terkonfirmasi positif dan 5 orang menunggu hasil swab,” katanya.
Rusdhy mengatakan penambahan ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUD NTB dilakukan bertahap. Karena sampai saat ini, pihaknya masih melayani pasien umum atau reguler. Namun, pelayanan untuk pasien reguler mulai dibatasi. Karena rumah sakit itu merupakan sumber penularan yang sangat tinggi untuk berbagai jenis penyakit termasuk Covid-19.
Sehingga kita tetapkan hanya untuk pasien yang emergency baru ke rumah sakit. Sehingga kita juga meniadakan jam kunjungan. Jangan sampai pasien yang sehat datang ke rumah sakit lalu pulang ke rumah dalam keadaan terkena Covid-19. Atau kita mengurangi pasien yang berencana operasi. Karena jangan sampai operasi sukses tapi pasien pulang dengan membawa virus Corona,” terangnya.(jl)
“Pada awalnya kita memiliki ruang rawat 3 kamar. Dua kamar berisi masing-masing satu orang dan satu kamar berisi dua orang. Kita manfaatkan untuk pasien-pasien emergency disease. Seperti flu burung, MERS-CoV,” ujarnya, Sabtu, (16/5).
Sejak ditetapkan Covid-19 sebagai pandemi. RSUD NTB mempersiapkan kemungkinan terburuk. Pihaknya menyiapkan rencana A sampai E. Dari rencana A, ruang isolasi yang tadinya pada suatu ruangan tertentu, sekarang ruangan Otak Kokok dan Sendang Gile RSUD NTB diubah menjadi tempat khusus perawatan pasien Covid-19.
“Totalnya menjadi 55 tempat tidur. Karena melihat perkembangan kasus-kasus rujukan. Sampai hari ini kita sudah merawat 136 orang. Beberapa pasien sudah pulang, ada yang meninggal dan sembuh. Per hari ini kita sedang merawat 7 orang pasien. Dimana 2 orang terkonfirmasi positif dan 5 orang menunggu hasil swab,” katanya.
Rusdhy mengatakan penambahan ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUD NTB dilakukan bertahap. Karena sampai saat ini, pihaknya masih melayani pasien umum atau reguler. Namun, pelayanan untuk pasien reguler mulai dibatasi. Karena rumah sakit itu merupakan sumber penularan yang sangat tinggi untuk berbagai jenis penyakit termasuk Covid-19.
Sehingga kita tetapkan hanya untuk pasien yang emergency baru ke rumah sakit. Sehingga kita juga meniadakan jam kunjungan. Jangan sampai pasien yang sehat datang ke rumah sakit lalu pulang ke rumah dalam keadaan terkena Covid-19. Atau kita mengurangi pasien yang berencana operasi. Karena jangan sampai operasi sukses tapi pasien pulang dengan membawa virus Corona,” terangnya.(jl)