Oleh Suaeb Qury |
Memahami dan memaksa agar para pembantu Gubernur mampu betul mengartikan gemilang dalam penjabaran misi yang tertuang dalam RPJMD serta diimplemantasikan dalam program pemerintah NTB. Bukanlah sesuatu yang mudah, walaupun dari awal para pembantu Gubernur diajak bareng menyusun RPJMD. Persoalan yang muncul adalah seberapa mampukah para pembantu Gubernur bisa menumukan inovasi baru. Jika saja minilik spirit dan orentasi program dari NTB gemilang yang termuat dalam RPJMD didalamnya memuat tiga poin besar yakni,; Pertama, spirit mengajak semua elemen masyarakat untuk bahu membahu, sumber daya manusia dan industrialisasi.
Menjewantahkan misi besar Gubernur dan di era digitalisasi, maka benar sudah apa yang disampaikan sang Doktor dengan menghadirkan visualisasi terkait perencanaan pembangunan di NTB dinilai sangat penting. Karena dengan adanya gambaran konsep yang dibuat dalam bentuk visualisasi akan melahirkan semangat dan optimisme kepada setiap orang yang melihatnya.
“Sekarang ini bukan eranya lagi kita membuat perencanaan yang tebal-tebal, dengan teori-teori yang membuat orang bosan untuk membacanya. "(Metro29/6/2020).
Perencanaan program dan kerja nyata dalam konteks visualisasi diera digitalisasi 4.0, sudah seharusnya dilakukan oleh seluruh OPD yang ada di Propinsi NTB dan di Kabupaten Kota. Sebagai study banding saja, bagaimana Bupati Banyuwangi (Abdul Azwar Anas) dalam perencanaan dan implementasi berbasis digital. Bukan lagi efektif, efesian dan akuntabel dirasakan manfaatnya bagi birokrasi dan publik. Dan bagi masyarakat juga, bisa mengakes dengan mudah. Dan begitu juga dengan para pejabat bisa secara cepat dan tepat memprogres setiap kegiatan kepada Gubernur atau pejabat setingkat dinas.
Tentu tidak ada kata terlambat, kalau masih bisa dan mempunyai inovasi membangun birokrasi di era tatanan baru. Apa yang dikehendaki Gubernur NTB menjadikan Bappeda NTB khususnya bisa menjelma menjadi pusat edukasi untuk masyarakat NTB, khusus terkait perencanaan dengan menghadirkan visualisasi perencanaan pembangunan NTB lima tahun kedepan. Bisa jadi, tidak terlepas dari pola lama yang masih dijalankan oleh para pejabat di OPD yang selalu copy paste perencanaan program. Lihat saja, di dukumen RKA Dan KUAPPS yang disusun oleh santuan OPD di NTB.
Boleh jadi, apa yang dikehendaki Gubernur menjadikan BAPPEDA sebagai pusat edukasi visiulisasi perencanaan dengan harapan terbangun optimisme tinggi di kalangan generasi muda NTB. Apa yang dilihat hari ini dan bisa meproyeksikan NTB masa depan. Begitu juga dengan menghadirkan dan membayangkan NTB masa depan danndihadirkan pada masa sekarang (visium) dan bukan lagi membayangkan NTB masa lalu (misium) dihadirkan hari. Maka yang terjadi adalah kemacetan dalam bergerak dan merencanakan sesuatu. Sangat tepat juga apa yang dikatan Gubernur NTB "Perencanaan kedepan harus ada energi, yang membuat orang kehilangan harapan menjadi semangat dan membuat seluruh masyarakat NTB punya harapan besar,” .
Bilamana pondasi awal perencanaan visualisasi ini, tertanama dalam semangat baru bagi para birokrasi di NTB, maka bukan tidak mungkin seluruh karya dan inovasi yang dihasilkan oleh generasi emas di NTB dapat tervisualisasi dan bisa dapat terakomodir dalam perencanaan pembangunan sumber daya manusia yang modal dasar bagi daerah ini.
Sebut saja dari hasil karya putra terbaik NTB adalah motor listrik oleh IKM/UKM di NTB dan banyak lagi karya tidak banyak tervisualisasikan.
Dan apa yang menjadi mimpi Dr Zul menjadikan NTB gemilang dengan harapan NTB dan Pemerintah Daerah mampu memberikan peran besar kepada IKM/UKM yang ada di NTB. Khsusnya dalam melakukan produksi massal kendaraan listrik sebagai kendaraan masyarakat. Bukan sekedar mimpi dan tidak ada yang tidak bisa, jika ada kemauan yang direncanakan dengan baik. Wallahuawam bissawab.
*Ketua LTN NU NTB