Sekda Lombok Barat, Dr. H. Baehaqi |
"15 persen sisanya tidak mengikuti apel pagi atau tidak masuk kerja untuk melaksanakan tugasnya sebagai ASN," kata Sekretaris Daerah Lombk Barat Dr H Baehaqi, Selasa (7/7).
Ia mengaku jika penerapan finger print sebagai absensi elektronik ASN di Lombok Barat belum bisa dilakukan. Buntutnya, ketidakadilan dalam perolehan Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) bagi ASN di Lombok Barat mungkin saja terjadi.
Ketidakadilan dimaksud yakni penerima TPP ASN berjumlah sama dengan ASN yang diketahui rajin dan malas dalam melaksanakan tugasnya sebagai abdi negara.
“Meski demikian kami memahami pengadaan finger print ini belum bisa dilakukan, karena alasan masih merebaknya Covid-19. Namun demikian kami selaku pembina kepegawaian akan terus melakukan berbagai upaya pembinaan kepada para ASN, agar tingkat kedisiplinan dalam melaksanakan tugas akan semakin membaik,” kata dalam arahannya pada apel pagi, Selasa (7/7) di Kantor Bupati Lombok Barat.
Mantan Kepala Dikbud Lombok Barat ini mengilustrasikan, jika tingkat ketidakhadiran ASN Lombok Barat yang tidak mengikuti apel pagi ataupun tidak masuk kerja sebanyak 15 persen. Konsekuensiny akan terakumulasi sebanyak Rp 1,3 miliar sebulan APBD Lombok Barat keluar bagi peruntukan TPP ASN yang tidak disiplin dimaksud.
Jika dihitung dalam setahun, maka rata-rata keuangan daerah akan terkuras senilai Rp 15,6 miliar. Angka Rp15,6 miliar jika diefektifkan penggunaannya akan bisa membangun 10 kilometer jalan di Lombok Barat.
“Jadi akan sangat tidak efektif uang daerah sebanyak itu dikeluarkan untuk pemberian TPP ASN yang tidak disiplin dalam menjalankan tugasnya. Sementara di satu sisi ASN harus bertanggung jawab akan jalannya pemerintahan yang melayani masyarakat. Hal ini mengingat ASN merupakan orang-orang pilihan, teruji dan terukur dalam bekerja membangun dan melayani masyarakat,” ujar Sekda menekankan.
Dalam kesempatan apel itu, Sekda memberikan sejumlah tips untuk menjadi orang sukses. Tips dimaksud yakni seorang ASN khususnya haruslah tetap memiliki jiwa positif thinking dengan berupaya selalu berprasangka baik dan positif kepada orang lain baik teman sekerja ataupun kepada pimpinan.
“Pimpinan mengajak kita untuk disiplin harus kita sikapi sebagai sebuah ajakan positif dan tidak menyikapinya dengan pikiran yang tidak-tidak," ucapnya.
Jika sudah berpikir positif, lanjutnya, tentu berimplikasi pada pikiran menjadi sehat dan perasaan menjadi sejuk dan indah. Contohnya, orang yang stroke itu bukan karena makanan tapi karena pikiran yang kacau, berantakan dan tidak kuat dan sabar meghadapi persoalan.
Baehaqi menambahkan sukses itu juga disebabkan seseorang memliki positif feeling. Selalu berperasaan positif, baik kepada orang lain atau terhadap kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi ke depannya.
Selain itu seorang ASN harus terpatri dalam jiwanya goal setting untuk bisa meraih yang lebih baik ke depan. Baik dalam posisi ataupun hasil pekerjaan dengan kualitas yang semakin baik pula.
“Untuk meraih semua itu kata kuncinya seorang ASN haruslah memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi, disiplin dalam melaksanakan tugas. ASN juga harus memiliki target kerja yang harus dituntaskan," tandasnya. (jl)