WEBINAR: Wagub NTB saat mengisi sambutan dalam webinar nasional tentang gizi. |
"Pergizi NTB kita harapkan dapat membantu 1.514 Posyandu keluarga yang tersebar di seluruh NTB," ucap Wakil Gubernur NTN, Dr Hj Sitti Rohmi Djalillah, Kamis (23/7).
Lontaran ini disampaikan dalam webinar nasional dan musyawarah daerah Pergizi. Dimnaa dalam musyawarah itu, Pergizi mengangkat tema tentang pentingnya ketahanan pangan.
Sejauh ini, lanjutnya, pekerjaan rumah terbesar pemerintah NTB adalah mengubah cara pikir tentang pentingnya gizi dan ketahanan pangan. Dengan dukungan para ahli gizi di kegiatan-kegiatan Posyandu dapat mempercepat pemahaman pemenuhan gizi keluarga dengan pangan yang tepat.
Selain itu, Ummi Rohmi juga menjelaskan, tidak ada kata tidak bisa dalam memenuhi ketersediaan pangan khususnya gizi. Terlebih NTB merupakan daerah yang subur dan kaya akan pangan.
Hanya saja, cara pandang masyarakat pada umumnya tentang pangan dan gizi masih minim. Karena itu, perlu diperkaya dengan kontribusi para ahli gizi.
“Memenuhi gizi keluarga tidak harus mahal. Bahkan keluarga kaya sekalipun belum tentu memiliki pengetahuan tentang gizi,” ujarnya.
Wagub mengatakan, saat ini telah terbentuk 454 posyandu keluarga selama 6 bulan terakhir. Posyandu keluarga eebanyak itu terbentuk dalam rentang periode Juli 2019 sampai dengan Juni 2020.
Dengan penambahan itu, jumlah total posyandu keluarga per Juni 2020 sebanyak 1.514 dari 7.379 posyandu Se-NTB.
Sebagai program unggulan, Posyandu Keluarga tidak hanya melayani ibu dan balita tapi seluruh anggota keluarga, seperti remaja dan lansia. Selain itu, Posyandu keluarga juga dapat membantu dalam pemberantasan masalah stunting yang erat kaitannya dengan gizi ibu dan balita.
Melalui kegiatan Posyandu inilah kontribusi Pergizi dalam membangun daerah dapat dirasakan oleh masyarakat nantinya. “Tidak bisa tidak. Merubah mindset itu harus intensif dan sistematis," terangnya.
Wagub menambahkan, di masa pandemi Covid-19, ketahanan pangan menjadi prioritas setelah kesehatan. Untuk hidup aman dan produktif, dibutuhkan gizi yang cukup dalam ketahanan pangan keluarga. Karena itu, dibutuhkan kontribusi dan aksi nyata para ahli gizi yang ada di NTB.
Sementara itu, Rektor Universitas Mataram (Unram), Prof. Dr. Lalu Husni mengatakan, ketahanan pangan dan gizi menjadi kajian para ahli gizi. Keduanya berkaitan erat dari sisi akses, keamanan, dan pemenuhannya di masyarakat.
Namun demikian, akses kepada pangan lebih menjadi masalah ketimbang ketersediaannya. Karena itu, pemerintah harus memastikan akses pangan terjangkau bagi seluruh warga masyarakat.
Ketua DPD Pergizi NTB, Rosiady Sayuti menambahkan, Pergizi NTB selalu siap memberikan kontribusi terlebih di masa pandemi, begitupun dengan stunting di NTB. Rosiady mengatakan, selama sepuluh tahun berkiprah, kepengurusan Pergizi NTB akan menghadirkan formasi baru 2020–2025 untuk menghasilkan rekomendasi lebih baik lagi bagi NTB.
Musda dan webinar nasional Pergizi NTB juga dihadiri Ketua DPP Pergizi, Hardiansyah, para ahli gizi seperti Dr. Ir. Hayati, dr Deasy Irawati dan Ir Ahmad Syauqi dan lainnya dari beberapa universitas di Indonesia serta penasihat Pergizi NTB, Mansur Maksum, perwakilan OPD dan pemerhati gizi. (jl)