KETAT: Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah meminta penerapan protokol kesehatan diperketat. |
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah meminta kepada semua Ponpes di NTB istiqamah menjalankan protokol kesehatan. Permintaan ini guna menghindari penyebaran wabah ini.
"Protokol Covid-19 yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak adalah hal yang harus istiqamah kita lakukan sepanjang waktu, sampai vaksin ditemukan," ujarnya saat menjadi narasumber pada webinar yang diinisiasi oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan (PWNW) NTB, Rabu (29/7).
Ia yakin keluarga besar NW dapat dengan cepat beradaptasi dengan kebiasaan hidup baru dengan protokol kesehatan. Keyakinan ini disampaikan karena sudah terbiasa untuk diajarkan disiplin dalam ajaran NW.
"Kita sadar betul di NW setiap kiprah perjuangan kita didasari oleh yakin, ikhlas, sabar dan istiqamah, kita sudah terlatih untuk itu," terangnya.
Wagub yang kerap disapa Umi Rohmi ini mengatakan, Ponpes dapat menjadi contoh yang baik dalam hal penerapan protokol kesehatan di daerah ini. Ia juga berpesan kepada seluruh pengurus Ponpes untuk ikut serta mensosialisasikan protokol kesehatan agar masyarakat dapat mengetahui pentingnya hal tersebut.
"Jangan sampai anggap pandemi virus ini remeh," pintanya.
Mejalankan protokol kesehatan ini, lanjutnya, adalah salah satu amalan yang sangat baik saat ini. Mengingat menerapkan protokol kesehatan bukan hanya menyelamatkan diri dari penyebaran Covid-19, melainkan menyelamatkan orang lain, terutama yang ada di lingkungan sekitar.
"Saya sangat berharap melalui pertemuan kita pada webinar ini, mengetuk hati kita untuk menjadi garda terdepan, menjadi contoh yang baik seperti yang selalu diingatkan oleh Tuan Guru Bajang," harapnya.
Di akhir penyampaiannya, Wagub berpesan bahwa Ponpes harus memiliki pusat kesehatan santri. Pusat kesehatan itu hendaknya menyiapkan lebih banyak tempat cuci tangan, membuat tempat isolasi, kapasitas ruangan harus dikurangi.
Begitu juga dengan perlengkapan mandi tidak boleh digunakan bersama. Demikian halnya dengan pengecekan suhu dilakukan secara rutin, olahraga rutin, serta menjaga kebersihan pondok.
Senada, Kepala Kantor Wilayah Kemenag NTB, Dr. KH. Zaidi Abdad juga berpesan kepada para pengasuh dan pengurus Ponpes di NTB untuk selalu memperhatikan penerapan protokol kesehatan di Ponpes masing-masing.
"Mencegah kemudaratan lebih kita utamakan daripada mencari kemaslahatan," ungkapnya.
Bagi pondok-pondok pesantren, lanjutnya, yang ingin membuka kembali aktivitas pendidikan di pondoknya, harus mempersiapkan protokol kesehatan yang ketat. Protokol kesehatan itu meliputi seperti mempersiapkan ruang kesehatan, ruang isolasi dan mengurangi jumlah santri dalam kamar.
Selain itu, Ponpes juga harus tetap berkomunikasi dengan Gugus Tugas Covid-19 setempat. (jl)