SILATURRAHMI: Deputi BNPB Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) BNPB, Ir Rifai MBA, saat bersilaturrahmi ke Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah. |
“Kedatangan kami ini memenuhi undangan Bapak Gubernur, sekaligus melihat secara langsung progres pembangun rumah rekon yang ada di NTB,” ujarnya mengawali silaturrahim di ruang kerja Gubernur NTB, Rabu, (22/7).
NTB dalam perkembangan penanganan perbaikan, rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa bumi, jelasnya, sudah sampai 96 persen. Capaian ini disebutnya sangat menarik, karena kekuatan dan koordinasi daerah sudah sangat baik.
Pihaknya mengaku bersyukur lantaran tenaga fasilitator juga sudah mulai diangkat. Menurutnya, itu semua bisa mempercepat pembangunan. Tidak hanya itu, pemberdayaan masyarakat di tengah pandemi covid-19 juga tetap ada.
“Alhamdulillah sesuai usulan BNPB provinsi NTB untuk mengaktifkan kembali tenaga fasilitator sudah dilakukan, diperbanyak juga tidak masalah,” tambahnya.
Namun sesuai aturan yang telah ditentukan pemerintah, fasilitator tetap diberikan ruang bekerja dengan memperhatikan protokol Covid-19. Pekerja harus menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan media dan menjaga jarak.
“Dasarnya sudah jelas sesuai dengan Kepres Nomor 59 tentang gugus tugas, protokol dari Kementerian PUPR Nomor 2 tentang tentang memperhatikan protokol covid-19,” jelasnya.
Kedepan, lanjut Rifa’i, fokus penanganannya pada rusak berat. Sedangkan, untuk rusak sedang dan rusak ringan masyarakat akan diberikan bantuan 100 persen untuk dikerjakan mandiri.
“Kita fokus di rusak berat, banyak rusak sedang dan ringan sudah ditempati. Kita kasih masyarakat bantuan 100 persen dan tugas kita memantau,” tutupnya.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah mengucapkan terima kasih kepada Deputi BNPR RI. Menurutnya, pengerjaan terfokus pada rusak berat tersebut perlu secepatnya ditindaklanjuti BPBD Provinsi NTB.
“Secepatnya ditindaklanjuti, kita fokus kerjakan yang rusak berat, untuk yang sedang dan ringan kita berikan pendanaannya 100 persen ke masyarakat. Kita percaya, masyarakat bisa memperbaiki, tugas kita memantau,” serunya.
Gubernur pun menegaskan perlunya menuntaskan berbagai pekerjaan rumah yang tersisa dari gempa tahun 2018 tersebut. Ia mengaku prihatin melihat masyarakat NTB masih ada yang rumahnya belum selesai dibangun.
Karenanya, ia menyerukan kecepatan bertindak. Setiap pengambil kebijakan harus tetap hadir di tengah masyarakat dalam kondisi apapun.
“Apapun kita lakukan, fasilitator juga silahkan ditambah. Kita ingin, rumah ini selesai semuanya, paling telat bulan September,” ungkap gubernur sembari memerintahkan BPBD Provinsi NTB untuk mempercepat seluruh kendala dalam proses pembangunan tersebut. (jl)