PRESENTASI: Sejumlah OPD lingkup Pemprov NTB saat presentasi terkait rencana pembangunan integrated farm di hadapan Gubernur. |
MATARAM--Pemprov NTB berencana segera membangun sistem pertanian terpadu (integrated farming) di Kecamatan Labangka, Kabupaten Sumbawa.
Sistem pertanian terpadu Labangka merupakan sebuah sistem yang menggabungkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan sektor-sektor strategis lainnya. Sistem ini menggunakan beragam tanaman dan jenis hewan untuk menciptakan suatu ekosistem dalam satu kawasan terintegrasi.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian Husnul Fauzi kepada Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah. Itu disampaikan pada saat memaparkan tentang rencana pengembangkan kawasan sistem pertanian terpadu seluas 10 ribu hektar pada komplek Labangka Sumbawa, Rabu (26/8).
Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah menyambut baik dan mengapresiasi langkah terobosan ini. Konsep sistem pertanian terintegrasi ini seyogyanya direncanakan dengan matang untuk manajemen pertanian yang berkelanjutan.
"Karena sistem ini mengintegrasikan produksi hewan ternak dan tanaman dalam satu kawasan," katanya.
Ia menegaskan, rencana ini harus dapat diproyeksikan dan dikembangkan secara terukur. Selain itu, haru pula mudah dipahami kedepannya.
Di lahan seluas 10.000 hektar ini ,lanjutnya, agar dipetakan dengan cermat pengembangan integrated farming Labangka. Baik itu lokasi untuk pengembangan sektor tanaman pangan, holtikuktura, perkebunan, peternakan maupun sektor perikanan.
"Sehingga tahun 2021, kita dapat panen perdana, dengan menghadirkan menteri Pertanian di kawasan tersebut," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Husnul Fauzi menjelaskan, komplek area Labangka akan dibangun sistem pertanian terpadu yang menggabungkan sub sektor yang ada. Sebut saja seperti sektor tanaman pangan, perikanan, sumber daya mineral, sarana prasarana jalan dan sebagainya.
"Sebagai tahap awal akan dikembangkan secara berkelanjutan, ada komoditas peternakan, tanaman pangan, holti, perkebunan, itu satu terintegrasi," kata Husnul Fauzi.
Selain itu, kawasan integrated farming akan dijadikan kawasan edukasi. Dimana masyarakat dapat melihat proses penanaman padi hingga proses memanen. Begitu juga sektor perikanan, proses pembibitan, pemeliharaan hingga panen dapat disaksikan dikawasan tersebut.
Termasuk lanjutnya, sistem manajemen pemasaran yang didalamnya melibatkan UKM dan petani. "Inilah konsep wisata edukasi," jelasnya.
Husnul Fauzi juga menjelaskan bahwa sistem integrasi pertanian ini dapat meningkatkan ketersediaan pangan nasional. Nantinya, imbasnya dapat mendongkrak pertumbuhan volume ekspor bagi negara.
Sistem ini juga dapat mendukung penerapan terknologi dan meningkatkan kapasitas serta kempuan petani. Termasuk industrialisasi mesin-mesin akan digunakan oleh petani.
Ditambahkannya, Kecamatan Labangka Sumbawa Barat merupakan kawasan strategis yang dekat dengan pantai diwilayah bagian selatan Kabupaten Sumbawa. Luas wilayahnya 24. 408 Ha. Sentara luas lahan sawah seluas 184 hektar, tegalan seluas 10.666 hektar, perkebunan seluas 915 hektar, hutan negara seluas 2. O40 hektar, tambak, empang, kolam seluas 727 hektar dan bukan pertanian seluas 9.776 hektar.
Dengan luasan itu, bebernya, kawasan dengan luas bentangan dan struktur tanah yang subur dapat menjadikan kawasan ini dengan Sistem Pertanian Terpadu yang dapat menjadi percontohan kawasan lain. (jl)