Hotel Aruna Senggigi |
GERUNG--Sejak tiga bulan selama pandemi virus Corona menerjang, sektor pariwisata mendapat pukulan berat. Rata-rata okupansi (tingkat kunjungan) sepi dari tamu.
Di Lombok Barat misalnya, hotel-hotel yang ada di kawasan Senggigi dibuat tiarap. Para pelaku bisnis di sektor ini dipaksa memutar otak demi tetap bisa menggaet tamu.
“Pasca adanya Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2020, kita memperkenankan seluruh usaha pariwisata beroperasi. Awalnya kalau pun hotel masih diperkenankan beroperasi, tapi tidak untuk kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Termasuk untuk Spa, Room Karaoke, dan Gym, saat itu belum kita perkenankan," ujar Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H Saepul Ahkam, Selasa (25/8).
Saat ini dengan surat edaran Nomor 973/156.2/Dispar/2020 tanggal 11 Agustus 2020, lanjutnya, semua usaha jasa pariwisata dan tempat rekreasi yang memiliki pengelola, dipersilahkan beroperasi asalkan menerapkan dengan ketat protokol kesehatan. Pihaknya tidak ingin main-main dengan penyebaran virus berbahaya ini.
Sedari awal, imbuhnya, Pemkab Lombok Barat sangat mendorong seluruh sektor usaha pereknomian tetap bisa bergerak selama pandemi Covid 19. Termasuk di bidang kepariwisataan.
Saat ini, akunya, seluruh sektor usaha kepariwisataan di Lombok Barat sudah mulai menggeliatkan usahanya, termasuk hotel-hotel untuk MICE dan bahkan tempat hiburan malam di Kawasan Senggigi. Menurutnya, yang masih tertatih-tatih hanyalah bisnis travel atau agen perjalanan akibat belum normalnya perbangan dari dan menuju Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM).
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H Saepul Ahkam. |
“Itu mengapa kita mengajak para pelaku usaha kepariwisataan di Lombok Barat menyasar pasar lokal. Masyarakat kita di Pulau Lombok ini, saya yakin juga ingin menikmati suasana yang berbeda dari rumah dan lingkungannya. Untuk itu penting bagi semua pelaku usaha untuk menawarkan berbagai atraksi yang variatif dan menarik,” ujar Akhkam.
Hasil pantauan awak media, terutama di Kawasan Senggigi yang masih menjadi ikon kepariwisataan milik Lombok Barat, apa yang dinyatakan oleh Kepala Dinas tersebut ada benarnya. Situasi di Senggigi saat ini sudah sangat berbeda dengan kondisi di awal-awal pandemi Covid-19 ditetapkan sebagai bencana non alam di Lombok Barat.
Lebih dari 3 bulan, Senggigi pernah seperti mati. Namun saat ini terlihat berangsur normal. Beberapa kafe pun sudah mulai beroperasi kembali. Terutama di week end (akhir minggu), hotel-hotel pun berangsur-angsur mulai diramaikan oleh pengunjung.
“Manajemen di beberapa hotel sudah mengkonfirmasi hal tersebut. Okupansi mereka sudah mulai merangkak naik, biarpun belum banyak. Rata-rata antara 15 sampai 20 persen," terangnya.
Menariknya di Bulan Juli dan menjelang akhir Agustus ini tingkat okupansi cenderung menunjukan tren peningkatan. Di samping keberanian melakukan penyesuaian harga, pihak hotel ternyata kreatif menyajikan penawaran dan atraksi di hotel-hotel yang ada.
Seperti yang diselenggarakan oleh Aruna Senggigi Resort & Convention di Jantung Senggigi. Hotel ini di samping kerap menjadi arena meeting, hotel inipun menyajikan aneka kegiatan yang menjadi produk unggulan yang dipasarkannya.
General Manager Aruna Senggigi Resort & Convention, Weni Kristanti menuturkan, pihaknya menyajikan banyak event untuk menghidupkan Senggigi di masa pandemik Covid-19 ini.
“Kita mencoba memperkenalkan promo-promo terbaru di Aruna. Salah satunya adalah Asbaq (Aruna Skewer Barbaque). Di sinipun kita mengedepankan protokol kesehatan yang tujuannya adalah untuk menjaga kesehatan bersama,” terang Weni sambil menyebutkan adanya sajian live music pada event ini,
Selain Asbaq yang berbudget Rp 98 ribu untuk seluruh makanan yang bisa dinikmati pengunjung, Hotel Aruna juga menawarkan SATE-r Day di setiap Sabtu di Kayumanis Rooftop-nya. Ada pula asar Malam Aruna Senggigi di sea view restoran di setiap hari Minggu.
“Untuk Pasar Malam, kami menawarkan aneka menu pilihan mulai dari harga 10 ribu rupiah. Harga yang terjangkau dan menu yang bervariasi menjadi daya pikat utama program ini sehingga dapat menjangkau berbagai kalangan,” papar Weni.
Selain Aruna, Hotel Montana Premiere tidak mau kalah dalam menghadirkan penawaran menarik. Hotel bintang tiga ini menyajikan sajian makanan restoran dengan harga relatif terjangkau yang dibarengi dengan penawaran harga kamar yang sangat terjangkau.
“Kami hanya ingin mengubah mindset orang-orang bahwa hotel itu mahal, sehingga kita membuat beberapa paket yang memang bisa dijangkau oleh semua kalangan, seperti paket renang yang kami buat,” terang Sales Marketing Montana Premiere, Amalia Kusumasari.
Selain itu, pihaknya juga membuat paket Wet and Dining yang harganya hanya Rp. 30 ribu. Montana Premiere pun menyajikan sensasi menonton bioskop dengan menyulap meeting room menjadi seperti ruang theatre.
Montana menawarkan Cinamon Package (Cinema at Montana) dengan harga hanya Rp 15 ribu. Dengan harga itu, pengunjung akan dimanjakan dengan sensasi menonton film bioskop sambil disajikan minuman dan penganan kecil. Cinamon diselenggarakan di setiap hari Jum’at sampai Minggu antara pukul 20.00 sampai 22.00 WITA.
Selain Aruna dan Montana, di ujung utara Senggigi, Hotel Puri Mas dengan kondisi pandemik saat inipun harus banting harga. Menurut salah seorang pegawainya, Taufik saat ditemui di lobi hotel menhaku harus melakukan penyesuaian untuk semua fasilitas dan harga yang mereka tawarkan.
“Kita terpaksa melakukan penyesuaian agar bisa bertahan dengan kondisi ini,” aku Taufik sambil menunjukkan satu contoh harga villa yang terpaksa mereka pangkas agar bisa menarik pengunjung.
Hotel yang pangsa pasarnya rata-rata adalah pasangan bulan madu dan di era sebelum Covid sangat disukai oleh wisatawan asal Korea Selatan itu, pun harus kreatif menyajikan fasilitas lain selain villa dan kamar. Bekerja sama dengan Bagoes Divers, Hotel Puri Mas menyajikan penawaran gratis latihan menyelam di kolam renang miliknya.
“Di hotel kami, kami offering benefits untuk free introductory pool dive, setiap hari Sabtu start pukul 15.00-18.00,” tulis Dewa Wija, General Manager Hotel Puri Mas via WhatsApp.
Hotel Puri Mas Beach Resort. |
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H Saepul Akhkam, kondisi dan kreativitas para pelaku pariwisata ini sangat membantu untuk menghidupkan geliat ekonomi di masa pandemi.
“Kalaupun belum berimbas banyak untuk masyarakat sebagai dampak multipliers effect pariwisata, minimal teman-teman pelaku mampu menemukan jalan keluar dari stagnasi ekonomi saat ini," ucapnya.
Pihaknya dari Pemkab Lobar sangat mengapresiasi dan berharap semua hotel bisa kreatif dan nantinya bila keadaan berangsur-angsur normal, bisa kembali melakukan penyesuaian harga. Saat ini pihaknya menyarankan hotel yang ada agar menyasar pasar lokal dulu.
Selain itu, penerapan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah akan tetap disupervisi. Pihaknya tidak ingin jika protokol ini diabaikan oleh pengelola usaha pariwisata. (jl)