Hj. Sitti Rohmi Djalillah. |
MATARAM--Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah tak henti-hentinya mengajak masyarakat kompak memutus rantai penyebaran Covid-19. Hal ini kembali disampaikannya saat menjadi narasumber pada webinar dalam rangka peringatan HUT ke-63 SMAN 1 Mataram bertempat di Pendopo Wagub, Senin, (31)8).
SMAN 1 Mataram dalam peringatan HUT ke-63 mengangkat tema, "Smansa Mataram: Ready For New Normal Learning". Dalam kesempatan ini, Wagub yang kerap disapa Umi Rohmi tersebut, menyampaikan berbagai strategi penanganan Covid-19 di NTB.
Umi Rohmi menyebut ada tiga hal yang menjadi bagian dalam strategi melawan virus corona. Bagian-bagian tersebut yakni deteksi, proteksi dan respon.
Deteksi menjadi hal yang pertama dibahas oleh Umi Rohmi. Deteksi sedini mungkin disebutnya menjadi sebuah keharusan. Ia kemudian bersyukur bahwa di NTB sarana dan prasarana yang dimilikinya telah cukup memadai.
Tercatat, NTB memiliki tiga laboratorium yang telah berkontribusi besar selama masa pandemi Covid-19. Laboratorium itu sendiri antara lain berada di RSUD Provinsi NTB, RS Universitas Mataram dan Sumbawa Techno Park.
"Untuk laboratorium sendiri, kita ada beberapa laboratorium tapi itu juga bisa mengcover dua pulau, yaitu pulau Lombok dan Sumbawa," sebutnya.
Tak hanya itu, ia juga turut mengapresiasi seluruh Rumah Sakit yang ada di NTB dalam keseriusan menangani pasien Covid-19. "Rumah Sakit ini kuncinya itu selain deteksi, juga untuk respon," tambahnya.
Kedua yaitu proteksi, yang dikatakannya sebagai bagian terpenting dalam menangani Covid-19. Proteksi atau pencegahan ini kemudian tidak bisa diandalkan hanya kepada pemerintah saja. Menyangkut hal ini, kesadaran diri menjadi kuncinya.
"Pencegahan ini berbicara bagaimana seluruh kita, unsur pemerintah, masyarakat, semua kita di NTB ini bergotong royong bersama-sama sesuai dengan tupoksi dan tanggung jawab kita masing-masing," terang Umi Rohmi.
Selanjutnya, Ia mengungkapkan bahwa ada dua hal yang menjadi harapan semua orang di masa pandemi ini. Hal itu adalah hidup aman dan tetap produktif. Kedua hal ini menurutnya haruslah berjalan beriringan.
"Untuk bisa hidup aman dan produktif, kuncinya adalah mematuhi protokol kesehatan Covid-19," jelasnya.
Umi Rohmi menyadari betul bahwa hal ini begitu mudah dikatakan tapi sangat sulit dijalankan. Padahal, protokol kesehatan Covid-19 bukan sesuatu yang sulit untuk dilakukan selama dibarengi dengan kedisiplinan.
Untuk itu, Pemprov NTB menyikapi ini dengan melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kedisiplinan masyarakat. Salah satu diantaranya adalah penerapan Peraturan Daerah (Perda) tentang Penanggulangan Penyakit Menular.
"Untuk itulah kita keluarkan Perda, Perda ini kita tidak main-main, 14 September besok mulai penerapan denda," ungkap Umi Rohmi.
Ia kemudian mengajak pelajar agar aktif dalam mensosialisasikan pentingnya protokol kesehatan Covid-19. Sosialisasi masif disebutnya menjadi tanggung jawab semua pihak, bukan hanya pemerintah saja.
"SMA/SMK kita harapkan betul bisa menjadi agen sosialisasi yang terbaik untuk lingkungan sekolahnya, di rumah masing-masing, lingkungan masing-masing, mari kita bekerjasama mensosialisasikan protokol Covid-19, tentunya dimulai dari diri kita sendiri," ajaknya.
Adapun hal ketiga dan merupakan yang terakhir yaitu respon. Respon yang dimaksud ialah bentuk sikap masyarakat terhadap pandemi Covid-19. Salah satunya yakni meringankan beban Rumah Sakit tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan itu sendiri.
"Sebanyak apapun Rumah Sakit dan fasilitas, tidak akan pernah cukup kalau tidak diimbangi dengan kontribusi dari masyarakat," sambungnya.
Terakhir, Ia berharap sekolah-sekolah dapat segera kembali melangsungkan kegiatan belajar mengajar tatap muka, tentunya dengan mengedepankan protokol kesehatan yang ada. Bahkan, di bulan September besok beberapa sekolah ada yang sudah siap melakukan ujicoba pertemuan tatap muka.
"Mari kita buktikan, bahwa kita masyarakat NTB mau keluar dari masalah ini, mau hidup aman dan produktif, dengan mematuhi protokol Covid-19," pungkasnya. (jl)