Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah. |
Maklum saja, saat tiba di tempat itu, Gubernur telihat sedikit kelelahan. Bagaimana tidak, untuk sampai di Pulau Moyo tersebut butuh sekitar satu jam penyeberangan dengan gelombang laut yang cukup tinggi.
“Silahkan istirahat pak Gubernur, selamat datang kembali di Desa Labuhan Haji,” ungkap Sofyan, Kades Labuhan Haji, sambil memberikan Gubernur kelapa muda segar.
Sambil duduk santai, Sofyan melaporkan bahwa, yang hadir pada acara silaturahmi ini adalah para kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda tokoh wanita se Pulau Moyo. “Alhamdulillah banyak yang hadir pak, ada marbot masjid juga,” ujar kedes dan memulai dialog bersama masyarakat.
Keindahan alam Pulau Moyo ini membuat banyak orang datang untuk berlibur. Tapi, di pulau ini, masih banyak lahan-lahan kosong yang tidak dimanfaatkan. Lahan-lahan tersebut harus kita investasikan untuk anak cucu kita kedepan.
“Investasi tersebut membuat roda perekonomian kita jalan. Tapi, saya tidak ingin anak cucu kita menjadi penonton di tempatnya sendiri,” ujar Gubernur saat berdilog dengan masyarakat setempat.
Lahan-lahan yang ada di Pulau Moyo ini harus bermanfaat, jangan sampai terus menerus dibiarkan kosong. Jika sudah ada pembangunan, roda perekonomian berjalan lancar. Tentu, masyarakat kita menjadi semakin sejahtera.
“Kita optimis, jika pembangunan dan roda perekonomian seimbang. Masyarakat menjadi semakin sejahtera,” tambahnya.
Dalam waktu dekat, lanjut Gubernur, investor kilang minyak akan melihat langsung potensi Pulau Moyo. Jika mereka semua tertarik, Gubernur mengajak agar masyarakat menyambut baik kehadiran mereka dan memfasilitasi apa yang mereka butuhkan. Tentunya, itu semua akan mendorong berputarnya roda perekonomian.
“Kalau kilang minyak ini sudah dibangun di sini. Tentu, kesehatan, kesejahteraan, pengangguran serta putus sekolah bisa teratasi,” ungkap Gubernur singkat.
Masyarakat Sambut Baik Niat Gubernur Bawa Investor Ke Moyo
Pulau Moyo ini sangat terkenal, bahkan mendunia. Tidak sedikit artis ataupun pesohor dunia datang ke pulau ini. Meski pulau ini tersohor sampai di mancanegara, namun warga menilai pembangunannya tidak banyak yang berubah, bahkan banyak lahan-lahan kosong hingga saat ini.
“Sebagai masyarakat, kami sambut baik niat Pak Gubernur akan bawa investor, kami yakin tidak akan ada kendala,” ungkap Mardi, salah seorang tokoh agama di Pulau Moyo.
Jangan sampai katanya, tempat yang indah ini hanya bisa dinikmati oleh orang-orang luar. Tapi masyarakatnya tidak merasakan dampak apapun. Harusnya, Pulau Moyo ini menjadi pulau yang sejahtera, tidak ada anak-anak putus sekolah, bahkan sampai menganggur.
“Pak Gubernur, para pesohor seperti David Beckham, Lady Diana beserta orang-orang besar lainnya pernah datang ke Pulau Moyo ini. Tapi, dari sejak Orde Baru, kami hanya bisa nikmati listrik saat malam hari. Kalau pagi dan siang, tidak ada listrik,” tambah tokoh agama moyo tersebut.
Dalam dialog tersebut, ada sejumlah hal yang memang disampaikan oleh masyarakat. Salah seorang kepala desa menyampaikan aspirasi masyarakat tentang pembatasan pembelian BBM kepada nelayan. Karena, sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya sebagai nelayan. Jangan sampai, pembatasan pembelian BBM tersebut membuat masyarakat tidak bisa berusaha.
“Kami mohon bapak Gubernur semoga kuota pembelian BBM tersebut bisa ditambah,” ujar Rahman, Kades Sebotok.
Lain lagi Juprin, kades Bajo Medang, dia mengaku kedatang Gubernur ke Pulau Moyo ini menjadi kesempatan emas. Karena, banyak masalah desa yang belum bisa diselesaikan, terutama masalah pengangguran.
“Bapak Gubernur, banyak anak-anak kami di Desa Bajo Medang yang menganggur, salah satu penyebabnya adalah kendala biaya dan kurangnya lapangan kerja,” ujarnya.
Dia berharap, investasi atau pembangunan harus segera dilakukan di Pulau Moyo. Dengan begitu, pengangguran bisa teratasi. “Kalau investasi atau pembangunan lainnya mendatangkan keuntaungan kepada masyarakat, mari kita bangun bersama,” ungkapnya.
Selain para kades dan tokoh agama yang banyak berbicara soal pembangunan daerah, para pemuda setempat banyak berbicara terkait kesehatan dan lingkungan. Erwin, salah seorang pemuda di sana menceritakan panjang lebar masalah kesehatan yang ada di Pulau Moyo. Dia mengaku bahwa, selama pandemi Covid-19 di NTB, tidak ada masyarakat sekitar yang terpapar. Namun ada satu penyakit berbahaya yang paling sering menyerang masyarakat yaitu malaria.
“Pak Gubernur, selama Covid-19 ini, kami bersyukur tidak ada masyarakat Moyo yang terpapar. Tapi, setiap minggu, ada penyakit ganas dan sering menyerang masyarakat, yaitu penyakit malaria. Karena itu kami sangat berharap di Pulau Moyo ini kami diberikan kendaraan ambulan atau kapal boat untuk mempermudah dan mempercepat masyarakat untuk berobat,” ujarnya.
Tidak hanya kesehatan, lanjutnya, masalah lingkungan juga sangat penting untuk selalu diperhatikan oleh pemerintah. Dia berharap, meski ada pembangunan, jangan sampai merusak lingkungan.
“Kami dimanjakan oleh lingkungan. Kami berharap, apapun bentuk pembangunan yang akan dibuat di Pulau Moyo ini, jangan sampai nantinya merusak lingkungan yang merupakan pemberian dari Tuhan,” tutupnya.
Usai menyarap semua aspirasi masyarakat, Gubernur memberikan sejumlah bantuan kepada masyarakat. Telihat, empat desa diberikan bantuan yaitu Desa Labuhan Haji, Desa Bugis, Desa Sebotok serta Desa Bajo Medang. “Semoga bantuan ini bermanfaat,” ujar Gubernur sambil memberikan bantuan berupa uang tunai.
Sementara itu, bantuan juga datang dari Rektor Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) berupa beasiswa pendidikan. Rektor UTS Dr. Chairul Hudaya dalam kesempatan tersebut langsung memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswa asal Pulau Moyo yang kuliah di UTS.
“Silahkan pak kades, tulis nama-nama anak kita yang kuliah ataupun yang akan kuliah di UTS, kita akan berikan beasiswa penuh kepada mereka,” ujarnya disambut tepuk tangan warga.
Ia berharap, dengan pemberian beasiswa ini, mereka semua tidak takut menatap masa depan, dan bisa kembali berbuat banyak kepada masyarakat serta membantu keluhan warga yang ada.“Saat pulang kampung nanti, mereka bisa mengatasi masalah listrik, masalah pengangguran denga cara menciptakan lapangan kerja, serta masalah-masalah lainnya,” tutup rektor UTS.(jl)