SERTIFIKAT: Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah didampingi Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid saat memberi sertifikat CHSE. |
GERUNG--Di tengah pandemi, Pemprov NTB terus berupaya mencegah penyebaran covid-19 sektor pariwisata. Untuk mendukung hal itu, pemerintah mengeluarkan sertifikat Clean, Healthy, Safety, Environment (CHSE) bagi pegiat usaha dan pariwisata.
Bagi pegiat usaha dan pariwisata yang menerapkan protokol kesehatan maka akan diberikan sertifikat CHSE. Bagi pegiat usaha dan pariwisata yang tidak memiliki sertifikat ini tidak diperbolehkan beroperasi.
"Mari kita sungguh-sungguh menegakkan protokol covid-19.Clean, healthy, safety dan environment ntuk aktivitas pariwisata di segala bidang harus kita wujudkan," kata Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah, Jumat (14/8).
Lontraan ini disampaikan saat membuka acara simulasi protokol covid-19 untuk jasa usaha dan destinasi wisata. Kegiatan ini berlangsung di Taman Narmada, Lombok Barat.
Wagub meminta pegiat usaha dan pariwisata berkomitmen melakukan persiapan degan sebaik-baiknya. Tujuannya agar seluruh tempat di NTB, baik itu transportasi, restoran, hotel, destinasi wisata, semuanya bersertifikat CHSE.
Wagub juga menekankan bahwa sertifikat ini dapat sewaktu-waktu dicabut. Pencabutan dilkaukan apabila pihak yang bersangkutan, longgar dalam penerapan protokol covid-19.
"Ini adalah langkah awal kita untuk seterusnya kita konsisten. Tidak ada ruginya kita usaha untuk investasi di kemudian hari," lanjutnya.
Dalam momen itu, Wagub menyerahkan secara langsung sertifikat CHSE kepada 7 (tujuh) jasa usaha dan destinasi wisata, yang didominasi dari Kabupaten Lombok Barat. Karena itu, Wagub memberi apresiasi kepada Kabupaten Lombok Barat dalam penerapan protokol covid-19.
Apapun besarnya tantangan dan hambatan itu, lanjut Wagub, tidak boleh menyurutkan semangat untuk membangun. Justru masalah-masalah dan tantangan-tantangan itu harus ubah menjadi kesempatan.
"Banyak hal-hal positif yang bisa kita ambil dari musibah yang kita alami ini. Memang kita harus mundur sedikit, kita harus susah-susah dulu, kita harus kerja dua kali lipat dari pada kondisi normal," ujarnya.
Namun demikian, ia meminta agar masyarakat percaya bahwa hal itu merupakan investasi masa depan. Kesehatan dan kebersihan disebutnya merupakan investasi keberlanjutan bagi usaha pariwisata.
Sementara itu, Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid mengungkapkan, Pemprov NTB sudah sangat tegas dan perhatian terkait penerapan protokol kesehatan. Langkah yang diambil ini disebutnya demi kebaikan warga NTB.
Ia juga menyampaikan bahwa Dinas Pariwisata NTB selalu memberikan dukungan untuk memastikan protokol kesehatan covid-19 selalu ditegakkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata NTB, H Lalu Moh Faozal menerangkan, pihak yang menerima sertifikat CHSE yakni Aruna Hotel Senggigi, Taman Nasional Gunung Rinjani, Islamic Center. Selain itu, ada juga Taman Narmada, Asmara Senggigi serta beberapa yang lainnya.
Ia mengungkapkan, Kabupaten Lombok Barat merupakan penerima sertifikat terbanyak. Terdapat 150 destinasi wisata yang sudah disiapkan untuk menerima sertifikasi yang akan dilakukan secara bertahap.
"Teman-teman banyak yang meminta untuk diberikan sertifikat, karena jika tidak ada sertifikat maka tidak bisa beroperasi. Artinya ini hal yang harus segera kita lakukan untuk pemulihan industri parisiwata,” tutupnya.
Sementara itu, pengelola Taman Narmada, Kamaruddin, mengapresiasi terobosan yang dilakukan Pemprov NTB. Dengan adanya sertifikat CHSE menjadi modal serta kekuatan bagi jasa usaha dan destinasi wisata di tengah kecamuk pandemi covid-19.
"Ketika kami dapatkan ini, maka pengunjung tidak ragu ke Taman Narmada, karena semua sudah kita siapkan. Nah cara kami besok setelah ini adalah kami perbanyak duplikatnya, kita taruh di beberapa tempat, sehingga pengunjung dapat membacanya, jadi tidak terpajang di kantor saja," ujarnya.
Ia berharap kedepan dengan adanya sertifikat CHSE, pengunjung akan lebih banyak lagi aman di destinasi wisatanya. (jl)