H. Aidy Furqan. |
MATARAM--Kejenuhan para siswa belajar di rumah sepertinya akan berakhir. Ini menyusul denga sudah ditetapkannya masa belajar tatap muka oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB.
"Sesuai surat edaran gubernur beberapa waktu lalu, kita boleh belajar tatap muka di atas tanggal 13 September," ungkap Kepala Dinas Dikbud NTB, H Aidy Furqan, Rabu (2/9).
Mengingat batas diizinkan masa belajar tatap muka pada tanggal 13 September itu jatuh hari Minggu, lanjutnya, maka ketetapan itu diundur sehari setelahnya. Masa belajar tatap muka dimulai sejak tanggal 14 September.
Kendati sudah menetapkan adanya kepastian waktu, Aidy Furqon menyebut masa belajar tatap muka itu sebgaai simulasi. Ini karena pihak sekolah harus benar-benar mempersiapkan diri sebelum aktivitas belajar tatap muka secara totalitas dilaksanakan.
Demi mempersiapkan simulasi itu, pihaknya pada tanggal 5 September akna turun ke Dompu. Di sini, ia ingin mengecek kesiapan sekolah meliputi SMA/SMK dan SLB.
"Tentu minus Kota Bima. Karena sampai saat ini daerah itu masih ditetapkan zona merah virus Corona," terangnya.
Bergeser pada tanggal 12 September, lanjutnya, hal serupa juga dilaksanakan di Pulau Lombok. Semua kepala sekolah yang di bawah naungannya akan dikumpulkan di Sembalun, Lombok Timur.
Di sini, ungkapnya, semua kepala sekolah diharuskan datang. Nantinya di tempat itu, semua kepala sekolah ingin didengar kesiapannya melaksanakan kegiatan belajar tatap muka.
Bagi Aidy Furqan, aktivitas belajar tatap muka di masa awal pandemi ini disebutnya dimulai. Ini karena semua daerah di NTB masih zona orange, minus Kota Bima.
Karena masih tahap awal, terangnya, kemungkinan dalam simulasi tatap muka itu, peserta belajar akan dibatasi dan menggunakan sistem gelombang. Yang semula dalam satu kelas penuh, akan diisi oleh setengah siswanya saat proses pembelajaran siswa.
"Kita ambil langkah ini demi keamanan dan keselamatan semua pihak," tegasnya. (jl)