DISKUSI: Inilah duasana diskusi penyelaras kebijakan NTB di Poltekpar Lombok. |
PRAYA--Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Negeri Lombok menjadi tuan rumah diskusi penyelaras kebijakan Provinsi NTB.
Para tokoh agama, tokoh masyarakat dan akademisi menggelar kunjungan kerja ke kampus yang berdiri di Lombok Tengah itu untuk membahas kesiapan daerah. Terutama Poltekpar menyambut event MotoGP di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.
Kedatangan para tokoh penyelaras itu disambut Direktur Poltekpar Lombok H Hamsu Hanafi. Hamsu mengatakan akhir tahun ini ada 50 kamar hotel, yang akan beroperasi. Hotel itu menjadi areal praktik mahasiswa. "Bisa digunakan untuk publik juga," ungkapnya Rabu (9/9).
Hamsu juga memaparkan total mahasiswa di Poltekpar saat ini, sebanyak 1.300 orang. Sekitar 96 persen diantaranya putra daerah di 10 kabupaten kota di NTB. Terbanyak merupakan putra-putri Lombok Tengah.
"Ini hal hal yang wajar karena lokasi kampus memang berada di Lombok Tengah," kata dia.
Akhir tahun ini lanjutnya, ada 300 mahasiswa yang akan di wisuda. Para mahasiswa itu tergabung dalam dua jurusan dan lima program studi. Meliputi, jurusan hospitality dengan tiga program studi meliputi, devisi kamar, tata hidang dan seni kuliner. Kemudian jurusan perjalanan dengan program studi usaha perjalanan wisata.
"Menyangkut keberadaan KEK Mandalika dan MotoGP. Kami memastikan menyiapkan sumber daya manusia yang mumpuni," ujar Hamsu.
Kepala Dinas Pariwisata HL Moh Faozal mengatakan, terdapat dua agenda besar yang akan digelar di Indonesia tahun 2021 mendatang. Yaitu, MotoGP di KEK Mandalika dan surfing di Banyuwangi Jawa Timur.
Faozal meminta Poltekpar Lombok mempersiapkan diri. Khususnya, kalangan mahasiswa dan para sarjana. Walau demikian, lulusan Poltekpar Lombok tidak ada yang menganggur. Sebagian besar diterima bekerja. Ada yang di kapal pesiar, hotel dan restoran.
"Luar biasa kemajuan Poltekpar ini, fisik maupun non fisik," kata Faozal.
Kedepan lanjut Faozal, Poltekpar perlu mengajukan permohonan perluasan areal. Karena masih ada sisa lahan di sebelah barat seluas 3,5 hektar. Kalau itu terwujud, maka Poltekpar Lombok terluas, termegah dan termewah di Indonesia.
Pada kesempatan itu, para tokoh agama, tokoh masyarakat dan akademisi menyampaikan pandangan tentang Poltekpar Lombok, sekaligus tanya jawab. Dosen Unram Dr Basuki menilai, di Poltekpar Lombok inilah akan lahir generasi-generasi terampil dalam bidang pariwisata.
Kalau sudah seperti itu, maka warga NTB tidak boleh menjadi penonton di daerah sendiri. Mereka harus terlibat aktif dalam pembangunan dan pengembangan KEK Mandalika terutama MotoGP. (jl)