SEMAI: Salah seorang karyawan Unram Farming sedang menyemai benih sayur di lokasi penanaman. |
GERUNG--Waktu Zuhur baru saja berlalu. Namun mata Ayu Werdiyani masih sibuk memelototi rekapan hasil transaksi jual beli. Di saat seharusnya mengambil waktu istirahat, perempuan bersahaja ini masih menenggelamkan diri dalam kesibukannya di akhir pekan.
Sesekali Ayu terlibat candaan dan obrolan ringan bersama staf dan karyawan yang mengelilinginya. Bahkan, satu sama lain saling melemparkan candaaan diselingi tawa. Pun begitu, tak menghilangkan daya fokus perempuan ini terhadap pekerjaan yang sedang dirampungkan di atas mejanya.
Alih-alih terganggu, tangannya tetap sibuk menulis dan membolak-balikan kertas-kertas yang tergelar. Bahkan beberapa kali ia sempat bangun dari duduknya lalu memasuki dapur yang berada tepat di belakangnya.
Di dapur, ia juga bercengkrama dengan para juru masak. Sesekali saja ia juga melemparkan perintah agar segera membuat menu pesanan pengunjung. Setelah itu, Ayu kembali dan mengambil tempat duduknya semula.
Begitulah aktivitas perempuan pemilik nama lengkap I Dewa Ayu Wediyani, Minggu kemarin (25/10). Sosok perempuan berparas manis ini merupakan owner Unram Farming. Lewat tangan dinginnya lahan milik Universitas Mataram ini dipercaya agar dikelola sebagai destinasi eduwisata.
Unram Farming sendiri terletak di Desa Nyur Lembang, Kecamatan Narmada Lombok Barat. Akses masuk ke lokasi tepat berada di belakang SMAN 1 Narmada.
Pada lahan seluas 4,3 hektar itu, di tangan Ayu kini telah disulap menjadi lokasi pariwisata berbasis pertanian. Tak heran jika sejak memasuki lokasi, mata sudah dimanjakan pemandangan hijaunya sayur mayur dan tumbuhan.
Ada beragam teknik cocok tanam yang dipraktikkan dilokasi. Mulai dari hidroponik, hidroganik hingga tabulampot serta teknik lainnya.
Masing-masing tanaman yang ditanam dikelompokkan berdasarkan teknik cocok tanamnya. Untuk jenis tanaman seperti selada, sawi, pakcoi ditempatkan pada kelompok hidroponik.
Sementara tanaman yang bisa berdampingan dengan hewan air seperti ikan, juga dikelompokkan pada petak tersendiri. Begitu juga dengan tanaman dengan teknis tabulampot, diletakan pula di tempat berbeda.
I Dewa Ayu Werdiyani |
Kepada JEJAK LOMBOK, perempuan kelahiran 14 September 1977 ini menuturkan, Unram Farming yang dibesutnya tidak sekedar arena destinasi wisata. Lebih dari itu, para pengunjung juga bisa belajar bercocok tanam yang baik.
"Dengan senang hati para karyawan kami akan mengajari dan berbagi ilmu bagaimana cara bercocok tanam," ungkapnya.
Pengunjung di lokasi ini dipastikan bisa dengan leluasa bertanya apa saja seputar pertanian. Terlebih staf dan karyawan yang dipekerjakan di tempatnya itu rata-rata merupakan sarjana pertanian lulusan Universitas Mataram.
Agar mendatangkan nilai ekonomis, Ayu rupanya mendesain tempat ini dengan melengkapi sejumlah fasilitas. Beberapa gazebo sudah tersedia siap disinggahi pengunjung. Ada juga kolam renang dan selfie spot.
Khusus untuk selfie spot, Ayu mendesainnya dengan latar hamparan persawahan. Terpantau ada sekitar 3-5 titik selfie spot di tempat itu.
Terhitung sejak diluncurkan pertama kali dua bulan lalu, tren kunjungan Unram Farming terus menunjukan peningkatan. Antusias pengunjung mendatangi tempat ini kian hari kian banyak.
"Sejak kami buka 8 Agustus yang lalu, pengunjung terus berdatangan," ucapnya.
Demi mempertahankan tren positif kunjungan, Kedepan Ayu berkeinginan terus berinovasi di tempat itu. Ada beberapa rencana sudah terpikirkan di kepalanya. Sayangnya, saat diminta membeberkan, perempuan ini sedikit irit membuka rahasia.
"Besok saja, biar bisa menjadi kejutan bagi para pengunjung," ungkapnya.
Besar harapan Ayu agar Unram Farming menjadi alternatif tempat berwisata di Lombok. Harapan ini dilontarkan di tengah maraknya destinasi wisata baru bermunculan dengan beragam konsep yang ditawarkan.
Saimil Hadi |
Sementara itu, Teknisi Pertanian Unram Farming Saimil Hadi menuturkan, beragam tanaman dan tumbuhan yang ada ditanam secara organik. Dengan memanfaatkan limbah dapur dari lesehan yang dikelola di tempat itu, ia dan rekan-rekannya mengolahnya menjadi pupuk.
"Pupuk limbah dapur ini juga kami berikan kepada pengunjung yang membeli tanaman kami untuk merawat tanaman mereka," ucapnya.
Dari penuturan pemuda asal Sembalun Lombok Timur ini juga diketahui bahwa pengunjung bisa membeli sayur mayur yang ada di lokasi. Harga yang ditawarkan pun telatif bersaing dengan harga di pasaran.
Ia menjamin, sayur dan tumbuhan di tempat itu sangat minim penggunaan pupuk kimia. Karena itu, tingkat kesehatan mengkonsumsi sayur Unram Farming dipastikan lebih terjamin. (and)