BIKIN SABUN: Anggota Poktan Tunas Harapan saat membuat sabun.
PRAYA--Memiliki produk unggulan merupakan mimpi semua orang, tak terkecuali desa. Lantaran hal itu dapat membangun imej desa dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tempat tersebut.
Upaya itu yang tengah digalakkan kelompok tani (Poktan) Tunas Harapan, Desa Jago, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah.
Untuk mewujudkan mimpi itu, Poktan Tunas Harapan menggelar pelatihan pembuatan sabun souvenir berbahan dasar minyak non edible. Pelatihan ini menggandeng dosen program studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Mataram (Unram).
"Tujuan kita untuk menciptakan produk unggulan dan membangun jiwa wirausaha anggota," kata Ketua Gapoktan Tunas Harapan, H Wirahadi, Kamis (15/10), tengah pekan kemarin.
Agar UMKM tumbuh, sebutnya, perlu adanya produk unggulan yang dapat dikomersilkan. Sebab, sudah barang pasti akan meningkatkan ekonomi lokal yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat setempat.
Menurutnya, untuk menggapai semua itu produk unggulan tersebut hajatnya agar, dapat bersaing di pasaran. Lantaran pengamatannya selama ini banyak usaha yang tak memiliki produk unggulan. Buntutnya tak akan dapat bersaing dengan yang lainnya.
Terlebih, berbicara masalah ekonomi desa maka harus memiliki produk unggulan, untuk mendatangkan pengunjung (pelanggan).
"Dengan memiliki produk unggulan sendiri baru kita dapat bersaing dengan desa-desa lain, khususnya di Lombok Tengah," ungkapnya.
Pelatihan pembuatan sabun souvenir ini, ujar pria yang akrab Tuan Wir itu, sedang menjadi usaha andalan terutama di kota-kota besar. Sabun itu sering dijumpai saat hajatan atau acara pernikahan.
Dia menerangkan, ternyata bahan pembuatannya sangat mudah dan bahannya mudah didapati. Ia menyebutkan bahan dasar pembuatan produk tersebut yakni minyak kelapa dan sawit, soda api atau sodium hidroksida, dan bunga sebagai penambah aroma alami.
"Dengan bertambahnya skill, maka bertambah pula produk yang akan bisa kita ciptakan, minimal untuk kebuthan kita sehari-hari," ucapnya.
Roni Setiawan salah seorang anggota Poktan Tunas Harapan, tampak antusias mengikuti pelatihan tersebut. Menurutnya, melalui pelatihan itu ia seperti memiliki harapan baru selaku petani di era digital.
Dengan pelatihan itu, lanjutnya, dia dapat mengembangkan skill dalam bidang wirausaha, terutama dalam menciptakan produk unggulan.
"Di tengah kurangnya lapangan kerja dengan adanya pelatihan ini menjadi harapan baru bagi petani melenial seperti saya untuk membentuk UMKM sebagai mata pencaharian," tandasnya.
Ketua Riset Oleokimia Universitas Mataram, Prof Erin Riantin Gunawan PhD mengatakan, Desa Jago khususnya kelompok tani Tunas Harapan akan menjadi organisasi binaannya.
"Kedepan Desa Jago dan Poktan Tunas Harapan akan menjadi binaan kami dalam pengembangan produk UMKM lokal." ungkapnya singkat. (cr-sy)