Gede Putu Aryadi
MATARAM--Pembangunan tol langit untuk membuka aksesibilitas telekomunikasi di NTB terus digenjot. Langkah ini diambil untuk menuntaskan desa-desa blankspot menjadi salah satu program prioritas pemerintah daerah.
Sejauh ini, Pemprov NTB terus mendorong percepatan infrastruktur digital yang merata di semua kawasan. Dengan demikian, semua daerah NTB bisa terjangkau internet.
"Diharapkan di tahun 2022 mendatang seluruh wilayah di NTB sudah terjangkau internet dengan fasilitas 4G," ungkap Kepala Dinas Kominfotik NTB, Gde Putu Aryadi, saat menjadi narasumber pada talkshow "Berugaq" yang disiarkan secara live TVRI NTB di Mataram, Sellnin malam (12/10).
Untuk mencapai target tersebut, kata Gde Aryadi, Dinas Komunikasi, informatika dan Statistik (Diskominfotik) yang dipimpinnya selama ini sangat intens menjalin koordinasi dengan Kementerian Kominfo dan BAKTI. Intensifnya koordinasi ini lantaran kedua belah pihak tersebut sebagai lembaga yang ditugasi untuk mengkoneksikan seluruh kawasan dengan sinyal digital.
Menurutnya, NTB saat ini sudah jauh lebih maju di bidang telekomunikasi. Dari 217 desa yang belum tersentuh sinyal internet pada akhir tahun 2018 lalu, kini hanya tinggal 53 desa saja yang masih blankspot atau belum terjangkau sinyal internet.
Desa-desa itupun hampir semuanya berada di pedalaman atau pinggiran yang jauh dari kawasan padat penduduk atau perkotaan. Selain 53 desa yang blankspot tersebut, juga masih terdapat 68 desa di area penyanggga kawasan strategis yang masih lemah internet.
"Di kawasan lemah sinyal itu, sebenarnya sudah terjangkau sinyal, tetapi belum 4G atau masih 2G dan 3G sehingga masih lelet atau lemot dan belum bisa digunakan untuk internetan," ungkapnya.
Aryadi menjelaskan, urusan aksesibilitas telekomunikasi menjadi kewenangan pusat. Namun demikian, pemerintah daerah memiliki kepentingan yang sangat besar bisa menyediakan akses internet yang merata dan menjangkau seluruh wilayah.
"Itu bukan hanya untuk mewujudkan pelayan publik yang baik dan berkeadilan saja, tapi juga internet telah menjadi kebutuhan dasar bagi pengembangan semua sektor pembangunan," tegasnya.
Pendidikan, kesehatan dan bisnis, termasuk keamanan, semuanya membutuhkan internet sebagai media pembangunan. Terlebih NTB menjadi destinasi super prioritas nasional, yakni di KEK Mandalika akan ada event motoGP yang akan menghadirkan 250 ribu tamu dari berbagai belahan dunia. Juga Labangka di Sumbawa sebagai food estate dan kawasan teluk Santong akan ada investasi pengolahan minyak mentah, dengan nilai investasi yang fantastis.
"Semuanya butuh akses internet yang kuat dan memadai," imbuhnya.
Ia juga menjelaskan, kementrian Kominfo RI sudah membangun 55 BTS di seluruh NTB. Dimana pada tahun 2021 mendatang akan ditambah 37 BTS baru.
Karena itu, ia optimis semua desa di NTB akan segera bisa merdeka dari blankspot. Disamping pembangunan BTS, pihaknya bersama BAKTI juga telah memasang 473 buah akses poin/wifi untuk internet gratis bagi masyarakat, terutama di wilayah terpencil seperti Puskesmas, kantor pemerintah, sekolah dan pondok pesantren serta kegiatan usaha masyarakat lainnya. Bahkan di akhir tahun ini juga akan ada tambahan pemasangan wifi gratis untuk fasilitas publik.
Selain pembangunan infrastruktur digital dan kemudahan akses internet, Kadis Kominfotik ini juga menyebut bahwa aspek penting yang harus dilakukan pemerintah bersama seluruh pemangku amanah lainnya adalah menyiapkan masyarakat dari sisi life skill. Bagaimana melatih warga terutama pengerajin, pengusaha UMKM dan kaum milenial untuk bisa memanfaatkan internet secara bijak dan untuk kegiatan yang produktif. Misalnya untuk memasarkan produk-produk UMKM secara online.
Karena itu, pihaknya juga telah membangun infrastruktur pendukung lain bagi masyarakat dalam bentuk aplikasi aplikasi yang memudahkan akses komunikasi dan informasi seperti NTB Mall untuk promosi, NTB Care untuk pengaduan dan lainnya.
Muhammad Lukman Hakim, Manajer Corporate Customer PT Telkom NTB mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengerjakan infrastruktur tulang punggung telekomunikasi berteknologi serat fiber yang membentang di bawah laut melalui Mandalika dan tiga gili. Sejak tol langit digaungkan pada 2009 lalu oleh pemerintah pusat, pihaknya terus memperbaiki sarana dan prasarana telekomunikasi untuk mendukung kebijakan pemerintah daerah.
Sebanyak 1.054 stasiun transmisi tersebar di seluruh NTB. Di pelosok, kendala sumber daya listrik dan investasi harus diperhitungkan dengan cermat.
Namun begitu, program CSR menggunakan teknologi akses internet broadband berbasis satelit yang disebut Mangoesky sudah terinstal di lima titik di NTB yang membutuhkan. Akses ini dibangun khususnya yang belum terjangkau jaringan kabel ADSL atau fiber optik atau layanan mobile kecepatan tinggi lainnya.
"Untuk pendidikan di masa pandemi kami juga punya program Merdeka Belajar Jarak Jauh dengan fasilitas kuota gratis 10 giga di setiap pembelian kartu baru dengan akses terbatas untuk aplikasi pendidikan saja," terang Lukman.
Pihaknya juga berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah untuk menuntaskan area blankspot serta menyukseskan event MotoGP yang akan digelar tahun depan. (jl)