TERBARING: Sahlim harus terbaring di Puskesmas Batuyang mendapat perawatan intensif petugas medis.
SELONG--Malang nian nasip salah satu pengelola wisata Pondok Kerakat bernama Sahlim. Lantaran harga karcis yang telah ditetapkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, ia harus mendapat pukulan.
Sahlim, 30 tahun, kini harus tertidur di rumah sakit lantaran keluar darah dari mulutnya. Darah itu keluar akibat pemukulan pada dirinya di Gerbang Masuk Pantai Pondok Kerakat, Desa Pohgading Timur, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur.
Ketua Pokdarwis Pondok Kerakat, Asri, mengamini kejadian tersebut. Dia menerangkan, itu terjadi Jum'at sore, (16/10) sekitar pukul 17.11 Wita.
"Kejadiannya sore, usai dia (Sahlim) mengajar kursus Bahasa Inggris di Villa Anak Ioq, di dekat pantai," kata Asri, saat dihubungi JEJAK LOMBOK melalui aplikasi Whattsup, Minggu malam (19/10).
Seusai mengajar, kata Asri, korban kembali ke gapura menemani Irsan, yang tengah berjaga di loket karcis. Sebelum dia (Sahlim) sampai di tempat kejadian, tampak warga yang sedang asik ngobrol prihal jejaring internet.
Tak lama berselang, pelaku berinisal I datang dalam keadaan mabuk. pelaku mengangkat spanduk sosialisasi tiketing yang tengah terpasang dan menanyakan fungsi spanduk tersebut.
Pelaku mempersoalkan harga tiket yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Dinas Pariwisata Lombok Timur. Petugas yang tengah menjaga tiket mencoba menjelaskan masalah tiket yang dipermasalahkan oleh pelaku.
Pada saat petugas loket menjawab pertanyaan pelaku, korban sampai ke gapura Pondok Kerakat niatnya untuk menemani pengelola yang tengah bertugas. Setibanya di loket, pelaku pengeroyokan kembali bertanya hal serupa pada korban. Lalu, korban menjelaskan prihal munculnya tiket tersebut.
"Karena belum puasa dengan jawaban petugas loket sebelumnya, pelaku kembali bertanya soal yang sama kepada dia (Sahlim)," ucap Asri.
Korban menjawab, mengenai tiket tersebut sudah menjadi keputusan dinas. Namun, pelaku tak mau puas dengan jawaban korban. Sehingga korban meminta pelaku untuk bertanya langsung ke Dinas Pariwisata selaku lembaga yang memberlakukan harga tiket.
Tak lama berselang, pelaku berinisal R pun datang bersama 2 orang temannya menggunakan sepeda motor dalam keadaan pengaruh alkohol. Setibanya R langsung duduk di kursi tempat biasa korban dan petugas loket lainnya.
Setelah itu, ujar Asri, Irsan mendekati sahlim yang tengah menjelaskan masalah tiket tersebut. Namun, salah seorang teman pelaku, tiba-tiba menarik leher baju Irsan.
Di tengah penjelasan tersebut, salah seorang pelaku berinisal A memotomg pembicaraan korban. Ia menuding korban telah mengusir warga Gegur, Desa Pohgading Timur. Tapi, korban membantah tudingan tersebut yang dialamatkan kepada dirinya.
"Korban menjawab tidak pernah melakukan pengusiran terhadap siapapun yang datang. Kalau tidak percaya tanyak saja kepada Irsan," beber Asri, sambil menirukan suara korban.
Dia (Irsan) menjawab bahwa pihaknya tidak pernah mengusir siapa pun dari lokasi wisata yang terkenal dengan khasiat pasirnya tersebut. Mendengar hal itu barulah pelaku membentak petugas dan korban. Namun meski dibentak korban menjawab dengan nada perlahan lantaran lawan bicaranya tengah terpengaruh alkohol.
Ketika korban menjawab, pelaku langsung menampar muka Sahlim menggunakan tangan kiri. Seketika itu pula korban terjatuh. Ketika itu korban meminta tolong kepada salah seroang warga yakni Amaq Ruslan yang berada di loket.
Mendengar ada yang meminta tolong, warga rersebut langsung bangun dari tempat duduknya untuk membantu membangunkan korban. Kendati demikian korban tetap tak mau melawan.
Namun tak lama berselang, pelaku inisial R memeluk korban dari belakang. Dan korban yang meminta dirinya untuk dilepaskan, namun pelaku tak jua melepaskan pelukannya.
Di lain sisi, warga (Amaq Ruslan) berusaha melepas jeratan tangan pelaku hingga maundilepaskan. Namun setelah jeratan tangan itu lepas, pelaku lainnya memukul leher korban sebelah kiri.
"Tidak lama kemudian Kepala Desa datang melerai dan memisahkan pelaku dan korban. Ia berusaha menahan pelaku," ucapnya.
Ketika Kades setempat menahan salah seorang pelaku, tapi pelaku lainnya tetap berusaha menyerang korban meski dihalangi oleh Irsan. Lalu korban menjauhi tempat pertikaian tersebut.
Kendati demikian, pelaku mengejar korban dan menjambak rambutnya. Irsan langsung berlari melerai lagi dengan berusaha melepasakan tangan pelaku.
Namun naas setelah tangan pelaku lepas, yang lainnya mengejar korban meski dapat dihalangi. Pelaku lainnya datang memukul mulut korban hingga terjatuh. Setelah itu darah keluar dari mulut dan hidung korban.
"Dia (Sahlim) kejang-kejang dan tidak sadarkan diri. Melihat hal itu, Irsan langsung teriak minta tolong dan Abdul datang membantu Irsan melarikan Sahlim keluar dari lokasi kejadian," bebernya
Hingga berita ini diturunkan, korban masih di Puskesmas Batuyang menjalani perawatan intensif. Di lain sisi, warga dusun tersebut sudah geram. Pasalnya pelaku sering berbuat onar.
"Pelaku ini sering buat onar dan selalu lolos dari jeratan hukum. Semoga pelaku cepat diamankan, karena warga kampung ini sudah geram. Saya takut kalau tidak segera ditangkap akan terjadi gesekan antar kampung," tandasnya.
Kepala Desa Pohgading Timur, Akhir Yasin, ketika dihubungi mengamini kejadian tersebut. Pemdes sangat menyayangkan insiden itu terlebih harus memakan korban.
"Pihak keluarga korban sudah melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib dan korban (Sahlim) sampai saat ini msh di rawat di pukesmas. Para pelaku sampai saat ini belum tertangkap," ucapnya. (cr-sy)