TINJAU: Gubernur NTB, H Zulkifliemansyah saat meninjau lokasi ternak para petani ternak di Desa Mertak Kecamatan Pujut Lombok Tengah.
PRAYA--Gubernur NTB H Zulkieflimansyah memberi apresiasi bagi para peternak, khususnya di Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Apresiasi ini diberikan lantaran bisa secara mandiri menyediakan lahan untuk kebutuhan pakan ternak masing-masing.
Menurutnya hal ini akan mempermudah para petani ternak memperoleh pakan hasil tanaman sendiri dan tidak perlu repot mencari pakan dari tempat yang jauh.
“Inilah perlunya cara usaha beternak dengan cara berkelompok,” kata Gubernur NTB dalam kunjungan lapangannya di lahan pakan ternak, Dusun Bermi dan Dusun Bumbung, Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Selasa (13/10).
Kunjungan lapangan Gubernur ini sekaligus meninjau persiapan para petani peternak yang menjadi sasaran program desa 1000 sapi dari Kementerian Pertanian RI pada 5 desa se-Kecamatan Pujut. Dari kunjungan tersebut gubernur menilai desa-desa yang ada di Kecamatan Pujut ini sudah sangat siap.
Program Desa 1000 sapi di Kecamatan Pujut akan diserahkan tahun ini seperti halnya di Labangka. Karenanya, gubernur meminta agar semua persiapan harus dimatangkan dengan baik, sehingga terpilihnya Provinsi NTB diantara 5 provinsi percontohan lainnya dapat betul-betul berjalan dengan sukses.
“Kita berharap apa yang dilakukan ini juga bisa menjadi penyemangat bagi peternak lainnya untuk meniru cara beternak sapi yang baik dan menghasilkan guna memberikan pendapatan secara ekonomi bagi masyarakat. Diharapkan program desa seribu sapi ini bisa segera terwujud di NTB dan dapat dinikmati hasilnya oleh masyarakat sekitar lokasi pengembangan,” ujar Gubernur.
Sementara itu, Direktur Pakan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, drh. Makmun Mujahidin, M.Sc., yang juga penangung jawab pelaksana untuk program 1000 desa sapi untuk NTB mengungkapkan bahwa program ini dilaksanakan dalam rangka menekan jumlah impor sapi. Selain itu program ini juga dihajatkan untuk memperbaiki ekonomi masyarakat secara berkesinambungan. Alasan lainnya, di tengah pandemi ini, hanya usaha pertanian termasuk di sektor peternakan yang masih tetap eksis.
Program desa seribu sapi di Lombok Tengah ini menyasar 5 desa berdekatan di wilayah Kecamatan Pujut. Sapi yang diberikan dalam bentuk sapi betina dan penggemukan.
Dipilihnya 5 desa berdekatan ini menurut putra kelahiran Desa Rato, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima ini dimaksudkan agar pembinaan dan kontrol bisa dilaksanakan dengan maksimal. Pembinaan dimaksud yakni para inseminator maupun para dokter hewan bisa terkonsentrasi dalam melakukan pendampingan ataupun pembinaan kepada kelompok ternak.
“Termasuk nantinya teknis pengolahan limbah juga bisa dilakukan dengan baik, termasuk pemenuhan pakan ternaknya dan pengolahan limbah yang bisa menghasilkan secara ekonomi bisa terkoordinir pula dengan baik,” ujar Makmun.
Makmun optimis pengembangan desa 1000 sapi secara nasional di NTB akan sukses. Pasalnya para peternak di sini sudah terbiasa mengembangkan sapi sejak lama secara tradisonal dan turun-temurun.
Ditambahkan, berdasarkan evaluasi pilot project, diharapkan pada tahun mendatang program ini dapat direplikasi ke seluruh provinsi di Indonesia atau 1.000 desa sesuai potensi dan kriteria. Dengan demikian target penambahan populasi dan pemenuhan protein hewani bagi seluruh masyarakat di Indonesia dapat tercapai.
Pada kesempatan yang sama Kadis Peternakan NTB, Ir. Hj. Budi Septiani berharap dengan kehadiran Direktur Pakan Dirjen Peternakan Kementan RI akan semakin memberikan kepercayaan kepada NTB untuk mengembangkan sapi. Program seribu desa sapi ini kata Budi, sebelumnya dipersiapkan secara maksimal dengan harapan program desa seribu sapi ini bisa segera terwujud sesuai harapan Gubernur NTB.
“Dukungan Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Tengah sangat mendukung baik melalui APBD provinsi maupun kabupaten. Diharapkan kepada penerima manfaat 1000 desa sapi ini agar tetap bersemangat dan terus untuk dikembangkan, sehingga apa yang diinginkan untuk industrialisasi peternakan itu bisa terwujud di NTB,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Desa Mertak, Satria, menyambut baik program ini. Ia berharap peternak semakin sejahtera dan memiliki pengetahuan tentang beternak yang standar dan sehat.
"Kalau bisa kami ingin segera mendapatkan sapi itu dan ditambah lagi programnya," pintanya.
Menurutnya, bantuan ini mengubah paradigma peternak, cara beternak yang lebih baik dan memiliki manfaat lebih banyak. Dimana peternak akan menjadikan usaha peternakan sebagai usaha pokok yang memiliki manfaat yang banyak.
Biasanya pelihara sapi hanya dijual sekali setahun, namun adanya pabrik pakan dan program desa 1000 sapi ini peternak dapat membuat dendeng, bakso dan banyak manfaat lain.
"Tujuannya agar kami sebagai masyarakat sejahtera," terangnnya.
Senada dengan itu penyuluh Pertanian Desa Mertak Kecamatan Pujut, H Nuraman, juga menyambut baik program ini. Apalagi jelasnya, disamping bantuan sapi di desa ini juga akan dibangun Bank Pakan di Dusun Bermi, Desa Mertak Kecamatan Pujut, Loteng.
"Ini sangat membantu peternak dan memberi multiefek bagi masyarakat pujut khususnya dan NTB pada umumnya," katanya.
Peternak yang terdiri dari 85 orang anggota dalam 1 kelompok ini diberikan pelatihan tentang manajemen kelompok ternak. Termasuk juga cara memberi pakan yang sesuai takaran dan sehat, standar membangun kandang sapi, pembentuk koperasi hingga pemasarannya. (jl)