BEKAS LAVA: Beginilah pemandangan yang tersaji di sekitar aliran wisata Adik Leong yang merupakan bekas lava Gunung Samalas.
SELONG--Berwisata dan menghabiskan waktu di aliran sungai selalu punya sensasi tersendiri. Tidak sedikit sungai-sungai yang ada menyimpan keindahan lantaran tebing dan tembok alirannya memiliki pemandangan dramatis.
Seperti aliran Sungai Aik Leong, misalnya. Aliran sungai yang satu ini sanggup menggugah decak kagum siapa saja.
Dinding aliran sungai ini nampak unik lantaran terlihat seperti susunan bebatuan yang bergelombang mengikuti aliran air sungai. Siapa sangka jika dinding sungai tersebut merupakan sisa lava Gunung Samalas yang telah membeku ratusan tahun silam.
Untuk bisa sampai ke Aik Leong, pengunjung harus terlebih dulu ke Dusun Leong, Desa Timbang, Kecamatan Pringgasela Lombok Timur. Dari dusun itu, berikutnya pengunjung terlebih dulu harus menempuh perjalanan kaki sekitar 800 meter menuju lokasi.
Sepanjang jalur menuju lokasi, pengunjung hendaknya ekstra hati-hati. Penyebabnya, jalan yang lalui berbatu dan dipenuhi kerikil.
Kondisi jalan yang tidak bersahabat itu rupanya terbayar impas ketika pengunjung tiba di lokasi Adik Leong.
Meski hanya sebuah aliran sungai, namun tempat itu tak kalah indah dari destinasi lainnya. Suasana segar dengan pemandangan hijau langsung menyergap pandangan pengunjung.
"Wisata ini saya bangun baru 2017 yang lalu," ucap Pengelola Wisata Aik Leong, Faris, pada JEJAK LOMBOK, Minggu (23/11).
Pada aliran sungai Aik Leong, imbuh Faris, terdapat sebuah pusaran air. Pusaran air itu membentuk kolam yang cukup indah.
Dari penuturan Faris diketahui, bahwa dinding aliran sungai Aik Leong ini merupakan lava yang telah membeku. Lava itu berasal dari muntahan Gunung Samalas yang meletus pada tahun 1257 silam.
Karena dinding sungai ini berasal dari lava, tak heran jika dinding sungai itu cukup lebih licin dibanding batuan andesit lainnnya.
"Ini bukan batu, tapi bekas lava yang mengalami pembekuan," ujarnya
Akibat pembekuan lahar itu membentuk bibir dan dinding sungai. Kondisi inilah yang menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung. Banyak yang datang sekedar untuk bisa menjajal keunikan tempat itu.
Yang menarik dari sisa lava itu yakni membentuk kemiringan yang signifikan. Tak heran jika aliran sungai Aik Leong cukup deras akibat kemiringan tersebut.
Kemiringan aliran sungai tidak ubahnya seperti perosotan. Kemiringan tersebut seolah menjadi kelebihan tersendiri. Pengunjung bisa bermain perosotan di tengah derasnya aliran sungai.
"Di sini daya tariknya karena memacu adrenalin saat bermain perosotan di aliran yang miring itu," tunjuknya.
Sensasinsungai Adik Leong ini ditambah lagi dengan kondisi airnya yang jernih dan segar. sumber air sungai ini langsung dari Segara Anak.
Belum lagi lokasi tempat ini berada di kaki Gunung Rinjani. Kontan suasana yang ditimbulkan menambah keasrian tempat itu.
Oleh pengelola wisata ini, Adik Leong belakangan sudah memiliki spot foto dan hiasan bunga. Sentuhan dari pengelola ini semakin menambah indah suasana di lokasi.
Terdapat juga beberapa tempat duduk yang unik. Tempat ini cocok untuk sekedar menikmati kopi atau mimuman dan makanan lainnya.
Selain tempat yang indah, di atas sungai terdapat dua buah homestay, tempat menginap bagi para pengunjung. Homestay ini dilengkapi juga dengan fasilitas wifi.
"Kita memiliki dua buah homestay, tempat para tamu yang ingin nginap dan berkegiatan. Harganya masih murah hanya Rp 100 ribu permalam," ucapnya.
Ia mengakui, destinasi yang ia bangun banyak dikunjungi warga. Namun demikian, wisatawan yang datang masih sebatas pengunjung lokal, terutama di hari libur.
Namun, menurutnya di tempat itu saat ini menjadi tongkrongan wajib dan asyik para pemuda setempat.
"Kalau malam juga ramai, teman-teman pemuda di sini sering duduk di sini," tandasnya. (sy)