JUMPA PERS: Elemen pelaku pariwisata Lombok Utara saat menggelar jumpa pers event Pekenan Dayan Gunung.
MATARAM--Sejak pandemi virus corona menerjang, kondisi kunjungan pariwisata di NTB menemui titik nadir. Begitu juga yang dirasakan di Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU).
Dalam catatan Dinas Pariwisata KLU, dua tahun sebelum dua musibah melanda Lombok (gempa dan pandemi Corona), kunjungan ke Gili Trawangan sangat tinggi. Perputaran uang yang beredar juga sangat signifikan.
"Sebagai gambaran, 2017 itu saja kunjungan saat fix season bisa 7-8 ribu orang," ungkap Kepala Dispar KLU, Vidi Ekakusuma, Selasa malam (17/11), di Mataram.
Untuk perputaran uang sebelum gempa, jelasnya, per hari bisa mencapai Rp 60 miliar. Jumlah ini disebutnya menurun pasca gempa 2018. Dimana untuk kunjungan saja sekitar 3-4 ribu per hari ke tiga gili (Meno, Air dan Trawangan).
Tragisnya lagi, kunjungan wisatawan ini semakin menemui titik nadir saat pandemi virus Corona mengepung 2019 lalu. Kondisi ini dirasakan hingga kini yang membuat pariwisata di tiga gili seolah mati suri.
Sadar bahwa pandemi belum sepenuhnya berlalu, Dispar KLU rupanya menjaring market wisatawan domestik. Ini dilakukan demi kbali menggeliatkan pariwisata di tiga gili tersebut.
"Makanya pada 12-13 Desember nanti kita menggelar event Pekenan Dayan Gunung," ucapnya.
Event ini disebutnya kental bercorak budaya lokalitas. Semua jenis kuliner khas Lombok Utara, kesenian, ritual adat dan pameran keris hingga permata ada dalam gawe tersebut.
Ketua Panitia Pekenan Dayan Gunung, Lalu Kusnawan mengatakan, event ini sengaja mengangkat citarasa lokal budaya KLU. Beragam kekayaan budaya yang dimiliki KLU disebutnya menjadi bagian atraksi pariwisata.
Dalam gelaran ini, panitia mengkonsepnya tanpa tamu undangan. Semua personal yang hadir dalam kegiatan itu akan bertindak sebagai wisatawan.
Terkait konten lokalitas yang diangkat, panitia mengangkat tema "Ngemunggahang Dowe Banda Gumi Sasak". Tema ini disebutnya sebagai penekanan dari rangkaian atraksi yang akan disuguhkan.
Karena itu, jelasnya, banyak elemen yang terlibat dalam event tersebut. Beberapa diantaranya termasuk komunitas pecinta keris dan permata.
"Kegiatan yang dilaksanakan juga banyak. Ada pameran keris, permata, restorasi terumbu karang dan penanaman pohon," imbuhnya.
Khusus untuk keris, panitia menggandeng Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI). Nantinya organisasi ini akan menampilkan beragam corak dan langgam keris yang ada di Nusantara.
Ketua SNKI NTB, Safari Habibi mengatakan, pihaknya bangga terlibat dalam event tersebut. Penghobi keris di tanah air umumnya berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas.
"Insyaallah akan banyak teman-teman kita yang hadir dari luar daerah," ucapnya.
Ia juga sedikit membeberkan corak dan langgam keris yang ada di Lombok. Model dan coraknya merupakan gabungan dari keris-keris yang ada di daerah lain.
Hampir semua bentuk corak dan langgam keris yang ada di Indonesia disebutnya sangat mudah ditemukan di Lombok. Sebaliknya, corak dan langgam keris Lombok belum tentu ditemukan di daerah lain
"Tapi kalau dari sisi bentuk, ada beberapa jenis keris di Lombok ini. Diantaranya, Cerite, Pasopati, Sempana dan Simbul," tandasnya. (jl)