TURUNKAN: Baliho HRS akhirnya diturunkan secara sukarela oleh warga di Karang Taliwang.
MATARAM--Berkat silaturrahmi dan komunikasi bersama tokoh Front Pembela Islam (FPI) dan tokoh warga Karang Taliwang, baliho Habib Riziq Sihab (HRS) akhirnya diturunkan.
Sebelumya, sempat terjadi penolakan warga ketika baliho HRS hendak diturunkan. Penolakan ini lantaran dianggap tidak pernah ada sosialisasi sebelumnya.
Ihwal penolakan warga dan FPI pada Minggu (22/11), di Karang Taliwang ini kontan viral di jagat maya. Masyarakat setempat tidak terima jika baliho HRS diturunkan paksa.
Buntut penolakan itu, Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani menggelar silaturrahmi bersama Tokoh FPI dan tokoh masyarakat setempat. Dalam pertemuan mediasi itu rupanya berlangsung penuh kekeluargaan.
Ada beberapa kesepakatan yang dihasilkan bersama dengan tokoh FPI dan masyarakat Karang Taliwang. Baliho Habib Rizieq Shihab yang masih terpasang akan diturunkan dengan sukarela oleh warga.
Pada acara silaturrahmi tersebut, Ketua FPI NTB H Makmun Moerad menyampaikan, ucapan terimakasih. Ucapan ini disampaikan kepada Danrem 162/WB atas kedatangannya dengan tokoh FPI dan Masyarakat Karang Taliwang.
“Bapak Danrem datang dengan baik maka apa yang menjadi keputusan akan kami laksanakan dan kami akan patuh dengan hukum,” tandasnya.
Terkait kejadian penurunan baliho, dirinya mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena tidak adanya komunikasi yang baik sejak awal. Berbeda dengan apa yang dilakukan Danrem denga silaturrahmi, cara ini dia lnggap sangat bagus.
“Seandainya baliho di pinggir jalan tidak diperbolehkan, maka kami izin akan memasang baliho di masjid. Permasalahan di Jakarta seharusnya tidak dibawa ke NTB apalagi saat ini sedang dalam pelaksanaan pilkada,” ungkapnya.
Sementara itu, Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani kepada seluruh peserta silaturahmi dan tokoh masyarakat Karang Taliwang, mengajak bersama-sama membacakan surat Al-Fatihah untuk keselamatan bersama.
Selanjutnya secara pribadi Danrem mengungkapkan bahwa sejak awal masuk ke Lombok pertama kali melaksanakan silaturrahmi ke para tokoh Desa Karang Taliwang. Silaturrahmi ini termasuk tokoh-tokoh FPI NTB sebagai prioritas untuk menjalin silaturahmi.
“Kami jajaran Korem sering melaksanakan kegiatan bersama. Baik di Masjid Karang Taliwang maupun di rumah warga," ucapnya.
Berbagai kegiatan sosial yang dilaksanakan itu, jelasnya, tiada lain guna mencipatakan situasi kondusif Karang Taliwang. Ini karena Karang Taliwang dulu sering terjadi perang antar kampung.
Rupanya persoalan perang antar kampung ini menjadi permasalahan utama di Lombok. Tak heran jika Karang Taliwang kini menjadi wilayah binaan prioritas jajaran Korem 162/WB.
Danrem juga meyakinkan warga bahwa jajarannya akan akan selalu hadir dan membantu kegiatan warga masyarakat Karang Taliwang.
Berkaitan dengan permasalahan pemasangan baliho HRS, Danrem mengatakan, pihaknya akan tetap melaksanakan musyawarah dan mufakat. Ini dilakukan agar tidak ada upaya paksa atau bahkan terjadinya benturan dengan masyarakat.
“Karena kami prajurit TNI adalah prajurit yang lahir dari rakyat dan untuk rakyat,” ungkapnya.
Demi menjaga kondusivitas wilayah dan menjelang dilaksanakannya Pilkada serentak, Danrem menyarankan masyarakat Karang Taliwang berkenan menurunkan secara sukarela baliho tersebut.
Sebagai gantinya, masyarakat disarankan memasang baliho jadwal pengajian warga Karang Taliwang.
Dalam kesempatan tersebut Danrem yang merupakan alumni Akmil 1993 itu selain mengucapkan terima kasih dan penghargaan, juga dilaksanakan baksos dan Karya Bakti pembersihan lingkungan kampung.
Sementara Kepala Lingkungan Karang Taliwang juga menyampaikan ucapan terimakasih atas kerjasama dari pihak TNI khususnya Korem 162/WB.
“Kami segenap warga Karang Taliwang pada intinya sangat berterimakasih atas pendekatan secara kekeluargaan yang dilakukan oleh Danrem 162/WB," tegasnya.
Permasalahan penurunan baliho, menurutnya, harus dilaksanakan semata-mata untuk kebaikan dan ketentraman serta kondusivitas warga. Apalagi saat ini menjelang Pilkada. (jl)