Lalu Martajaya
GERUNG—Usulan untuk rumah singgah di Bali bagi warga Lombok Barat (Lobar) yang dirujuk berobat sudah mendapat persetujuan DPRD setempat. Bahkan, anggaran ini sudah masuk dalam alokasi APBD 2021.
“Sudah kita usulkan dan kita koordinasi terus dengan DPRD,” kata Kepala Dinsos Lobar Lalu Martajaya, Senin (1/12).
Dia menjelaskan, untuk pengadaan rumah singgah bentuknya nanti dengan menyewa rumah lengkap dengan fasilitasnya. Langkah ini diambil lantaran keterbatasan anggaran jika ingin membeli lahan dan membangun.
Anggaran yang diusulkan mencapai kisaran Rp 100-150 juta per tahunn
“Kita sewa, harga tanah di Bali mana ada ratusan juta. Kayak di Lombok Timur (Lotim), mereka hanya sifatnya sewa. Jadi kalau warga dirujuk bisa tempati rumah singgah itu,” jelasnya.
Menurut dia, nantinya rumah singgah itu akan dicari yang berdekatan dengan Rumah Sakit Sanglah Bali. Tujuannya agar mempermudah akses bagi keluarga yang mengantar pasien.
Nantinya di rumah itu akan ditempatkan penjaga dan petugas kebersihan. Mereka ini bekerja di rumah singgah tersebut.
“Karena kasihan untuk menunggu jadwal berobat yang bisa sehari atau dua hari. Kita carikan lokasinya yang terdekat, sehingga mereka bisa akses jalan dalam waktu 10-15 menit,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Lobar Hj Nurhidayah membenarkan bahwa pihaknya sudah menganggarkan untuk rumah singgah itu. Namun politisi Gerindra itu mengatakan bentuknya berupa dana hibah yang akan dikelola oleh salah satu yayasan kemanusiaan.
Diakui dia, usulan rumah singgah itu masuk dari Dinsos ketika sudah di ujung pembahasan. Sementara Dinsos sebagai leading sektor tidak menganggarkan.
"Nilainya hanya mencapai sekitar Rp 150 juta," ucapnya.
Untuk sementara, tahun 2021 ini dana hibah itu akan diserahkan ke Yayasan Kemanusian Endri’s Foundation. Yayasan ini pula yang akan mengelola rumah singgah di Bali. Mereka pula yang mencari tempat.
Meski demikian kata dia, kedepan tidak menutup kemungkinan untuk rumah singgah permanen bisa saja disiapkan. Namun kembali lagi Pemkab Lobar yang harus mengusulkan kepada DPRD. Ini karena dia menilai perlu ada petugas penjaga dan kebersihan yang menetap di rumah singgah itu.
“Biar tetap bersih, menimal perlu ada dua petugas ketika ada pasien dan keluarga pasien,” ungkapnya.
Dia juga menerangkan, untuk rumah singgah itu akan dianggarkan sekitar Rp 150 juta. Jumlah ini dari total dana hibah di Lobar yang kurang lebih sekitar Rp 80 miliar. (and)