Hj. Masnan
SELONG-- Peredaran bleng di pasar tradisional kian mengkhawatirkan. Tak heran, senyawa pengawet makanan ini menjadi perhatian serius Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Timur.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Timur, Hj Masnan mengungkapkan, peredaran bleng di pasar tradisional masih menjadi perhatian pihaknya. Pasalnya, senyawa ini diketahui sangat membahayakan bagi kesehatan.
Untuk memastikan peredaran bleng tidak lagi ada, pihaknya telah melakukan sidak di beberapa pasar tradisional. Sidak dilakukan bersama dengan Badan POM. Namun begitu, hingga saat ini bleng masih saja dapat ditemukan di pasaran.
Kelihaian pedagang disebutnya menjadi kendala utama untuk memusnahkan senyawa setara boraks itu. Ia mengaku, saat sidak tak jarang pedagang menyembunyikan barang tersebut.
Mereka diketahui selalu mengeluarkan barangnya saat pelanggannya datang saja. Tak heran, jika peredaran bleng sangat sulit dimusnahkan.
"Kita sudah beberapa kali melakukan sidak bersama Badan POM," ungkapnya.
Hj Masnan menyatakan, solusi yang ditawarkan pada tahun 2021 mendatang ialah melakukan edukasi terkait barang berbahaya tersebut. Rumput laut disebutnya dapat digunakan sebagai pengganti bleng. Hasilnya pun tak kalah bagus dari bleng.
Solusi lainnya ialah dengan mengganti modal pembelian bleng oleh pedagang. Hal itu dinilai penting agar tidak menimbulkan kerugian pada pedagang.
Namun begitu, jika pedagang yang telah diganti modalnya tersebut masih menjual bleng dikemudian hari, pihak dinas bakal memberikan sanksi pelanggaran.
Belum diketahui secara pasti bentuk sanksi yang diberikan. Namun hal itu dipastikan akan diberlakukan.
"Kedepan kita akan lakukan edukasi terkait bahaya bleng. Jika memungkinkan kita akan ganti modal pedagang supaya tidak lagi menjual bleng. Setelah diganti namun masih saja menjual, kita akan berikan sanksi," tegasnya. (hs)