RAMAI: Jika dulu Pantai Pelangsingan sepi karena angker, sekarang pantai ini ramai dikunjungi.
SELONG--Keangkeran Pantai Pelangonan sudah lazim diketahui masyarakat Dusun Lingkuk Dudu, Kelurahan Suryawangi Kecamatan Labuan Haji Lombok Timur.
Buntut keangkeran pantai ini, jarang yang berani menjejakkan kaki. Hanya dalam waktu-waktu tertentu saja pantai ini dikunjungi, yakni saat ritual Pelangonan oleh warga setempat.
Ritual Pelangonan merupakan tradisi membayar nazar oleh warga setempat. Warga mendatangi pantai itu jika keinginan atau hajatnya sampai.
Konon, di pantai ini banyak makhluk astral. Makhluk-makhluk gaib tersebut kerap mengganggu warga. Tak jarang, mereka juga menampakkan diri.
"Masyarakat memang menyebutnya sebagai Pantai Pelangonan. Karena di pantai inilah tradisi Pelangonan itu dilaksanakan," terang Tokoh Pemuda Kelurahan Suryawangi, Abdul Kudus, kepada JEJAK LOMBOK, Sabtu (26/12).
Mantan ketua karang taruna Suryawangi ini menceritakan, tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat untuk membuang penyakit ke laut. Ritual itu masih hidup sampai saat ini.
Dalam tradisi ini, sebenarnya berupa mandi di laut bagi orang yang tengah mengidap sakit. Ritual itu dilakukan mengingat di tempat itu diyakini dapat menyembuhkan penyakit.
"Sebab lokasi itu merupakan pertemuan dua buah sungai secara lansung. Keduanya bertemu di muara pantai yang sama," ujarnya.
Dia menceritakan, sebelum ada bangunan seperti ini. Lokasi itu merupakan tempat yang jarang dikunjungi terlebih sore hari, karena terkenal angker. Tak jarang melihat mahluk astral penunggu lokasi tersebut.
"Dulu lokasi ini di kunjungi ketika lebaran topat dan saat ada ritual saja," beber pria yang akrab disapa Kudus ini.
Perlahan, sebutnya, stigma kengerian lokasi itu hilang berbarengan dengan dibukanya wisata Taman Pelangonan. Sejak itu pula, kondisi di tempat itu mulai berbeda dibandingkan dengan tiga atau empat tahun yang lalu.
Bahkan, lokasi ini menjadi tempat favorit bagi pengunjung dari Kota Selong dan sekitarnya. Tempat ini juga ramai pada pagi menjelang matahari terbit. Keramaian ini karena pengunjung yang datang ingin menyaksikan matahari yang terbit, sunrise.
Dia menjelaskan, Taman Suryawangi dibangun 2018 lalu oleh Dinas Pariwisata Lombok Timur. Saat ini taman tersebut dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sejak 2019 lalu.
"Syukurlah bisa dibangun selain menghilangkan stigma menyeramkan, juga mendatangkan pundi rupiah bagi pedagang," ujarnya.
Keberadaan taman di pantai ini, lanjut Kudus, memberikan efek nyata. Khususnya bagi warga setempat. Pasalnya, lapak yang disediakan oleh pemerintah selalu ramai pembeli.
Tempat ini, disebutnya memang recommended bagi keluarga yang ingin bersantai dan berlibur. Karena tempat yang terbuka dan indah.
"Namun, akan ada perubahan nama agar tetap menjadi kenangan yakni jadi Taman Pantai Pelangonan Suryawangi, dan Insyaallah akan ada event Pelangonan," sebut Kudus. (sy)