MELUKIS: Akhiruddin sedang menuntaskan lukisan miliknya di rumahnya.
GERUNG--Nama Akhiruddin sebagai pelukis di Benua Eropa mulai menggema. Namanya sering terdengar lantaran sering mengikuti bebagai ajang kompetisi berskala internasional.
"Saya mengikuti beberapa kontes seni lukis melalui media online dengan mengirim hasil lukisan lewat gmail," ungkap Hir panggilan akrabnya, saat ditemui di kediaman, Senin (21/12).
Tidak jarang hasil goresan tangannya mendapat penghargaan. Bahkan baru-baru ini hasil goresan kuasnya diikutkan dalam ajang pameran bergengsi di Eropa melalui media online.
Kiprahnya sebagai seniman memang jarang didengar di tingkat nasional. Tapi pria yang juga sebagai ASN di Kantor Kementerian Agama Lombok Barat justru lebih dikenal di mancanegara.
"Saya ikut lomba lukisan di Eropa dari tahun 2015 sampai saat ini dan setiap tahun saya wajib ikut lomba. Pada tahun 2020 lukisan saya masuk lima besar terbaik dunia yang di ikuti oleh 24 pelukis dunia," sebutnya.
Diakui dia, di ajang lomba lukisan di luar negeri ini sistem penjurian diambil lima besar terbaik dan 10 besar terbaik.
"Kemarin bulan November 2020 lukisan saya masuk lima besar terbaik dunia itu mendapatkan hadiah sebesar Rp 35 juta dan dikirim melalui rekening tabungan dengan menunjuk Bank Bukopin untuk peserta dari Indonesia," katanya.
Dia mengaku, tidak pernah ikut lomba lukisan di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional.
"Saya hanya langsung ikut lomba lukisan di ajang internasional di luar negeri. Bahkan beberapa hasil karya lukisan saya banyak dibeli langsung ke rumah oleh orang luar negeri. Misalnya dari negeri jiran Malaysia, Thailand dan bahkan Filipina," akunya.
Pria yang sudah mendekati usia setengah abad ini mengaku, aliran seni lukis yang digeluti sampai saat ini beraliran realis dan kontemporer. Dia mengaku sering dipanggil menjadi juri di tingkat provinsi sebagai juri menggambar pada kegiatan keagamaan umat Budha yang diadakan oleh Kanwil Kemenag NTB.
"Selain seni di bidang lukisan, saya juga menggeluti bidang tata ruang taman dan dekorasi ruang dengan lukisan mural. Karena saya pernah tinggal di Singapura, Filipina dan Malaysia, sehingga membuat saya sedikit lebih dikenali di luar negeri," imbuhnya.
Saat menyambangi kediamannya di Dusun Kebun Nyiuh, Desa Golong, Kecamatan Narmada, model rumahnya dengan desain 3 budaya seperti Hindia, China dan Muslim. Beberapa tembok rumahnya dihiasi dengan lukisan mural di setiap sudut dinding rumahnya. Hasil karya lukisan juga di gantung di mini galeri rumahnya. (and)