WAWANCARA: Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah saat diwawancara awak media.
MATARAM--Penguatan sektor pariwisata di NTB dengan menerapkan prosedur Clean, Healthy, Safety and Environment (CHSE) dinilai dapat menjadi peluang tumbuhnya kembali perekonomian masyarakat. Kesiapan NTB dalam menerapkan CHSE dapat dilihat dari banyaknya antusias pegiat usaha dan pariwisata yang telah menyiapkan sertifikat CHSE.
Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah menegaskan, destinasi pariwisata di NTB harus menerapkan prosedur CHSE terlebih dahulu. Dengan demikian masyarakat dapat mengunjungi lokasi pariwisata tersebut.
“Semua sangat proaktif mengurus sertifikat CHSE-nya. Kami menekankan untuk tetap mengedepankan protokol kesehatan,” tuturnya pada saat diwawancara CNN terkait kegiatan perjalanan wisata, pengenalan destinasi wisata prioritas nusantara yang diselenggarakan Kemenparekraf RI, Selasa (1/12).
Hj Rohmi juga menekankan bahwa setiap destinasi pariwisata di NTB telah menerapkan protokol Covid–19. Dengan implementasi protokol kesehatan tersebut, setidaknya masyarakat dapat merasa nyaman dalam setiap mengunjungi tempat wisata.
“Destinasi wisata di NTB selalu menerapkan protokol covid–19 seperti menyediakan tempat mencuci tangan. Tempatnya sudah disetting untuk jaga jarak, menggunakan masker menjadi hal yang utama dan semua yang berhubungan dengan protokol kesehatan itu terintegrasi dilakukan di destinasi wisata tersebut,” jelasnya.
Di samping itu, Pemprov NTB terus mengupayakan sosialisasi kepada masyarakat lokal untuk dapat menaati dan mematuhi protocol Covid–19. “Kita terus mengkampanyekan kepada masyarakat untuk menghindari kerumunan, pakai masker, selalu cuci tangan dan jaga jarak,” seru Wagub.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata NTB HL M Faozal mengungkapkan, sebanyak 11 destinasi wisata yang telah menerapkan CHSE yang dilakukan dengan proses simulasi. “Membuka destinasi harus diawali dengan simulasi, kita melihat kesiapan kalau tidak siap tidak mungkin dibuka dan ini kontrolnya dari gugus tugas” tuturnya. (jl)