UKW: Sejumlah wartawan di Lombok Timur mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW).
SELONG-- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lombok Timur menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW) tingkat Muda. Ujian ini diikuti oleh 18 wartawan yang ada di bumi daerah itu.
Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Green Ory, Desa Tete Batu, Kecamatan Sikur itu, akan berlangsung tiga hari kedepan. Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua Dewan Pers, Hendry Ch Bangun, Wakil Bupati Lotim, H Rumaksi serta sejumlah tim penguji.
Kegiatan ini baru kali pertama digelar oleh PWI Lombok Timur. Uji kompetensi ini sangat penting bagi seorang wartawan. Tak hanya dapat menunjang kapasitas namun sebagai wadah membentuk profesionalitas insan pers.
Ketua PWI NTB, H Nasrudin mengatakan, UKW sebagai modal utama bagi seorang wartawan memperoleh predikat resmi. Dalam uji kompetensi pers dikenal ada tiga jenjang yakni Muda, Madya dan Utama.
"Lombok Timur patut diapresiasi karena mampu menggelar UKW. Dan harapan kami daerah lainnya di NTB pun mengikuti hal serupa," terangnya, saat membuka kegiatan itu, Jum'at (11/12).
UKW bagi insan pers, lanjutnya, memberikan motivasi demi kebaikan masyarakat secara menyeluruh. Lanatran seorang wartawan harus bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya di dunia jurnalistik.
Apalagi potensi dan sumber daya manusia yang dimiliki wartawan Lombok Timur, tak kalah jika dibanding daerah lain. Terlebih lagi jika kegiatan didukung oleh Pemda Lotim, khususnya yang menyangkut dengan media.
Dia mengakui, perhatian Pemda Lotim terhadap insan pers cukup besar. Hal itu nampak pada sinergitas antara insan pers dengan Pemda yang berjalan harmonis.
Menurutnya, ketika Pemkab Lotim memberikan perhatian besar pada pers, maka tak menutup kemungkinan PWI NTB akan mengusulkan pada perayaan Hari Pers Nasional (HPN) akan menghadirkan Presiden RI di bumi Patuh Karya.
"Pemda Lotim sangat besar peranannya di NTB. Ke depan, Lotim diharapkan menjadi motor penggerak di NTB," harap wartawan senior di NTB itu.
Sementara itu, Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi menegaskan, baik buruknya suatu daerah tergantung wartawan.
Dia mengatakan, dalam menjalankan profesi jurnalistik, seorang wartawan harus profesional, independen dan menginformasikan secara faktual. Bukan dasar subyektivitas.
Karenanya, kata Rumaksi, UKW merupakan salah satu bentuk kewajiban para wartawan untuk bisa meningkatkan kompetensinya dalam mengikuti perkembangan zaman.
"Kadang-kadang media dibangun karena ada kepentingan. Misalnya pegiat LSM dengan mudah menjadi wartawan. Hanya bermodal sekedarnya, mampu membuat media. Saya terkadang tidak bisa membedakan mana wartawan, mana pula LSM," tegas Rumaksi.
Wabup Rumaksi juga menyoroti kredibilitas wartawan. Saat ini seseorang dianggap sangat mudah memperoleh predikat sebagai wartawan. Apalagi dengan kehadiran media online yang belakangan ini menjamur.
Dengan UKW, sebutnya, dapat dikategorikan bahwa mereka yang terjun di dunia jurnalistik adalah yang memiliki ilmu, kapasitas dan kredibel.
"Kalau wartawan tidak profesional maka terjadi malapetaka. Seorang wartawan sebelum menyandang wartawan harus punya sertifikat," jelasnya. (sy)