Dedy Sutarmin
SELONG--Corona Virus Disease atau Covid 19 yang tengah menggempur mengancam tatanan kehidupan manusia. Namun, sepertinya tak hanya jiwa yang akan, tapi juga akan menyisakan limbah medis.
Sejak pandemi ini berlangsung, semakin banyak limbah barang beracun dan berbahaya (B3) dari layanan kesehatan (fasyankes). Ini karena penggunaan alat tersebut saat ini cukup masif.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (LHK) Lombok Timur, Deddy Sutarmin mengatakan, limbah medis memang tak boleh disatukan dengan sampah lainnya. Berkenaan dengan hal itu, pihaknya telah melakukan monitoring.
"Hasil monitoring kami sampai saat ini, kami tak menemukan adanya pencampuran sampah dengan limbah medis," ujar Deddy Sutarmin, Jum'at (22/1).
Dia mengatakan, untuk sampah rumah tangga di masing-masing PKM, pihaknya telah menaruh kontainer. Sedangkan khusus untuk limbah medis Puskesmas telah bekerjasama dengan pihak luar.
Kerjasama itu, sebutnya, dalam rangka pemusnahan limbah tersebut. Baik yang berupa benda padat, tajam, dan cair.
Di Lombok Timur, terangnya, bukannya tak memiliki mesin pemusnah limbah tersebut. Hanya saja alat tersebut hanya ada di rumah sakit.
"Itu pun hanya untuk rumah sakit saja. kapasitasnya kecil hanya satu 1 kubik perjam. Sementara mesin ada batas waktu beroperasinya," ujarnya.
Di lain sisi, kekuatan generator tersebut hanya memiliki kemampuan pemusnahan kurang lebih satu kubik. Sedangkan limbah medis ini dalam satu bulannya mencapai 4000 kilogram.
Penggunaan jasa transporter pun, menurut Dedy, cukup mahal. Dalam satu kilogramnya harus merogoh kantong sebesar Rp 55 ribu.
Hal itu ia ketahui dari hasil monitoring ke lapangan. Setelah dihitung-hitung, biaya perbulannya mencapai Rp 220 juta.
Melihat hal itu, Bupati Lombok Timur, HM Sukiman Azmy, telah memerintahkan membuat semacam proposal untuk pengadaan alat tersebut. Tujuannya guna mengantisipasi lonjakan limbah medis ini.
"Kalau tetap menggunakan transporter biayanya akan besar," imbuhnya.
Lantaran itu khusus untuk Puskesmas, terangnya, pihaknya menyediakan kontainer sebagai wadah penampungan limbah. Namun hal alat itu khusus untuk sampah rumah tangga.
Mengingat di tempat itu, tak hanya didapati bekas limbah medis, namun juga sampah rumah tangga. Sedangkan untuk benda medis padat, tajam, maupun cair pihak PKM memiliki tempat penyimpanan sementara sebelum diangkut keluar.
Ia mengklaim, pihak Puskesmas, tak akan berani mencampur. Karena dari dinas selalu monitoring, serta memberikan peringatan agar limbah tersebut dipisah.
"Tapi rumah sakit sudah punya generator, Puskesmas dari kami sudah kita disediakan kontainer," ucapnya. (sy)