GALA DINNER: Inilah suasana gala dinner yang diselenggarakan di Aruna Sengggigi Hotel.
GERUNG--Perayaan malam Tahun Baru 2021 di kawasan wisata Senggigi Lombok Barat tampak berbeda. Senggigi menjelma menjadi tempat sepi. Tak ada kemeriahan konser musik, pesta kembang api dan hiruk pikuk suara trompet yang saling bersahutan merayakan pergantian tahun.
Sesuai dengan Maklumat Kapolri, Gubernur NTB, dan Bupati Lombok Barat, seluruh pelaku usaha diimbau tidak menyelenggarakan pesta perayaan tahun baru. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi potensi kerumunan masyarakat guna mencegah penyebaran Covid-19 selama libur Hari Raya Natal dan menyambut Tahun Baru 2021.
Pintu masuk menuju Senggigi dan di beberapa titik dijaga ketat aparat gabungan. Pemantauan di lokasi seperti hotel, restoran, tempat hiburan, dan lainnya juga dilakukan petugas dan jajaran Dinas Pariwisata Lombok Barat.
"Kebijakan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi terkait pencegahan penyebaran Covid-19 apalagi posisi kita saat ini sangat waspada dengan gelombang kedua varian baru, tentu ini menjadi warning bagi semua pihak termasuk diantaranya para pelaku usaha," kata Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H Saiful Ahkam, Jumat (1/1).
Selaku instansi yang menangani pariwisata, jelasnya, Dinas Pariwisata Lobar memantau kawasan Senggigi dan di beberapa kawasan lainnya. Tujuannya supaya sesuai dengan arahan maklumat yang diedarkan Kapolri, Gubernur dan Bupati.
Pemantauan tersebut demi memastikan tidak ada aktivitas khusus di perayaan tahun baru. Beruntung dari upaya itu ditaati oleh banyak pihak pelaku wisata.
Ahkam mengatakan, situasi kawasan wisata Senggigi pada malam Tahun Baru 2021 aman dan terkendali. Hampir seluruh tempat hiburan yang ada di sepanjang jalan raya Senggigi tampak tutup.
Tempat hiburan yang buka pun dapat dihitung jari. Jam operasionalnya juga hingga pukul 21.00 WITA saja. Beberapa hotel besar hanya menggelar kegiatan sebatas gala dinner khusus bagi tamu yang menginap. Itupun dibatasi sampai pukul 21.00 WITA saja.
Seluruh pengelola hotel, restoran, dan tempat hiburan di kawasan Senggigi terlihat sangat patuh kepada aturan pemerintah. Walaupun dirasakan berbeda, malam pergantian tahun baru dijalani dengan tertib protokol kesehatan dan tanpa menggelar kemeriahan kembang api, petasan, dan sebagainya.
Sementara itu, GM Jayakarta Hotel, Cherry Abdul Hakim mengatakan, semalam pihaknya mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak merayakan pergantian tahun. Pihaknya hanya menggelar makan malam bersama tamu hotel.
"Sempat ada musik pengiring tapi berhenti pada jam 9 malam. Sementara makan malam kita batasi sampai jam 10 saja," ucapnya.
Cherry menekankan, pihaknya tidak melayani tamu dari luar, melainkan khusus tamu hotel yang menginap saja. Kapasitas yang disediakan hanya untuk 100 orang saja.
Dari 171 kamar yang dimiliki, tidak semuanya dioperasikan. Langkah itu untuk membatasi jumlah hunian agar tidak terjadi keramaian.
Penerapan protokol kesehatan dikatakannya sudah diterapkan dengan sangat ketat. Dimulai pada saat tamu hingga menikmati hidangan.
Demi memastikan tertib protokol kesehatan, jelasnya, sejak tamu masuk sudah disiapkan handsanitaizer dan mereka harus menjaga jarak serta memakai masker. Kemudian di dalam area pada saat mengambil makanan, disiapkan sarung tangan plastik.
Langkah ini diambil agar peralatan makan tidak terkontaminasi dengan tangan tamu-tamu yang lain. Selain itu, ia memastikan tidak ada perayaan kembang api seperti tahun sebelumnya.
Sama seperti The Jayakarta Lombok, Hotel Sheraton Senggigi Beach Resort, Aruna Senggigi Resort, Puri Saron, dan beberapa hotel lainnya juga menerapkan hal yang sama. Pihak hotel menggelar gala dinner yang hanya dikhususkan bagi tamu yang menginap. Segala hal sudah disiapkan dengan protokol kesehatan yang ketat.
GM Sheraton Senggigi Beach Resort Tizar Mirza mengatakan, pihaknya mengadakan dinner di dua restoran yang berakhir pada jam 10 malam. Sebelumnya ia juga sudah menyampaikan kepada para tamu secara tertulis di setiap kamar untuk tidak melakukan selebrasi pergantian tahun baru. Untuk malam tahun baru ini, jumlah okupansi di Sheraton mencapai 80 persen.
Di Aruna Senggigi, kegiatan makan malam bertema "maskerid" digelar hingga jam 10 malam. Dari 100 persen okupansi di malam tahun baru, Aruna membatasi tamu yang dapat mengikuti gala dinner hanya untuk 100 pack saja.
Dari 100 pack itu terbagi menjadi dua tempat dengan setup di table maksimal untuk lima orang saja.
"Mengangkat tema dengan maskerid karena memang dengan kondisi seperti sekarang kita semua wajib menggunakan masker. Harapannya kedepan pariwisata di Lombok Barat semakin maju dan semakin meningkat dan tetap disiplin dengan protokol kesehatan," tandas GM Aruna Sengggigi, Weny Kristanti. (jl)