I Gde Putu Ariyadi
MATARAM--Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sedemikian pesat berimplikasi pada berbagai perubahan layanan informasi yang semakin beragam. Salah satu diantaranya yakni migrasi penyiaran dari TV analog ke digital.
Migrasi ini rencananya akan diberlakukan pada November 2022 mendatang.
Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik (Kominfotik) NTB, I Gde Putu Aryadi menyatakan, mau tidak mau kebijakan pemerintah harus setidaknya mendorong masyarakat berinovasi melakukan penyesuaian diri dengan perkembangan TI yang semakin canggih saat ini.
“Karena itu dalam dalam momentum dua tahun ke depan 2022 mendatang bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk melakukan sosialisasi, mendesiminasikan dan mengedukasi masyarakat secara masif agar pelaksanaan migrasi analog ke TV digital benar-benar membuat masyarakat menjadi lebih siap menghadapinya,” katanya, Rabu (27/1).
Lontaran ini disampaikan dalam sebuah talk show yang digelar sebuah stasiun televisi swasta nasional. Talk show ini digelar secara virtual.
Dalam talk show ini juga menghadirkan pembicara lain, yakni Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) NTB Yusron Saudi dan Kepala Balai Monitoring (Balmon) Mataram Kementerian Kominfo I Komang Sudiarta.
Lebih jauh Gde Aryadi menambahkan, masyarakat saat ini diakuinya masih aktif mengikuti siaran TV secara analog. Termasuk di lingkungan pemerintah juga masih menggunakan TV analog untuk mendapatkan informasi.
Masyatrakat disebutnya belum begitu familiar dengan TV digital. Meski demikian kehadiran TV digital ini nantinya masyarakat bisa memperoleh informasi yang lebih berkualitas.
Adanya migrasi ini disebutnya akan menguntungkan banyak hal. Diantaranya dari sisi efisiensi frekuensi, mengingat frekuensi TV yang selama ini digunakan sangat boros.
Aspek lainnya dengan adanya migrasi ini akan membuka peluang usaha ekonomi kreatif yang sangat besar bagi masyarakat utamannya generasi milenial. Terlebih NTB ke depan dengan berkembangnya pariwisata itu harus didukung dengan ekonomi kreatif yang bisa menunjang semua aktivitas kepariwisataan.
Selain itu, lanjut Gde Aryadi, solusi siaran digital yang ditawarkan pemerintah melalui Kementerian Kominfo, masyarakat akan dengan mudah memperoleh informasi yang lebih baik dan gratis terutama bagi masyarakat di daerah pinggiran. Dengan alih teknologi ini masyarakat kurang mampu juga akan disiapkan tambahan alat yang disebut STB untuk bisa mengakses informasi yang dibutuhkan.
Pemerintah disebutnya menjamin dan memberikan proteksi dan kenyamanan dalam mendapatkan informasi bermanfaat.
Fasilitas yang diberikan pemerintah kepada masyarakat dengan adanya alih teknologi ini akan bisa lebih diberdayakan. Dengan demikian masyarakat bisa memanfaatkannya untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif, bukan hanya konsumtif.
Alasannya, dengan menerima informasi yang memadai masyarakat dan bantuan STB pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat akan semakin tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pada prinsipnya, lanjut Gde, Pemprov NTB telah memulai mengembangkan program stimulus ekonomi dengan memberikan bantuan peralatan bagi pelaku UMKM/IKM, home industri berupa peralatan mesin dan teknologi. Harapannya para UMKM lebih produktif dalam mengembangkan usahanya.
Tidak itu saja Pemprov NTB bersama stakeholder yang ada juga mendayagunakan alih teknologi, fasilitasi akses permodalan dan membangun jaringan pemasaraan. Diharapkan masyarakat akan menjadi lebih mandiri ke depannya, bisa bersaing di tengah kompetisi global baik di bidang ekonomi, Teknologi informasi termasuk memanfaatkan siaran digital ini untuk kepentingan-kepentingan yang lebih produktif.
“Apa yang saat ini kita lakukan baik dari Kominfo NTB, KPID NTB ataupun Balmon Mataram untuk tetap memiliki komitmen terus-menerus melakukan edukasi, sosialisasi disamping juga menyiapkan dukungan stimulus dan pendampingan bagi pemberdayaan masyarakat,” kata Gde Aryadi.
Sehubungan dengan itu, mulai saat ini ini pemerintah tengah menyiapkan dan memantapkan tentang rancangan kebijakan TV digital.
Menurutnya, tidak mungkin pemerintah begitu menetapkan kebijakan langsung dilaksanakan. Butuh persiapan infrastruktur, dukungan sumberdaya dan kesiapan masyarakat.
Dengan demikian, seluruh komponen benar-benar bisa menjalankan kebijakan ini. Ia berharap kemajuan teknologi informasi ini akan menjadikan NTB gemilang ke depan akan lebih cepat diwujudkan bagi kemakmuran NTB.
Sementara itu, Ketua KPID NTB Yusron Saudi menyatakan, menghadapi era siaran digital kuncinya yakni sinergi seluruh stakeholder. Dimana sosialisasi dan edukasi lebih giat lagi dilakukan melalui tahapan sosialisasi.
“Dan yang terpenting lagi masyarakat penyiaran yang ada di NTB kita tetap berkomitmen untuk menjadi raja di daerah seiring dengan perkembangan digitalisasi yang semakin berkembang pesat. Semoga dengan digitalisasi ini akan membawa berkah bagi NTB ke depan,” ungkap Yusron.
Kepala Balmon Mataram, I Komang Sudiarta menjelaskan, Tupoksi Balmon Mataram sebagai kelembagaan Kemenkominfo di daerah yakni untuk melakukan pengawasan dan pengendalian frekuensi. Pihaknya siap melakukan pendampingan dan edukasi bagi sejumlah lembaga penyiaran di daerah.
Komitmen pendampingan ini sebisa mungkin akan ada migrasi dari analog ke digital. Pihaknya juga siap mengamankan frekuensinya.
“Kami akan tetap memonitor pelanggaran-pelanggaran frekuensi yang tidak mematuhi aturan pemerintah. Kami siap melakukan edukasi, teguran hingga ke tahap penegakan hukum bagi yang melanggar," tegasnya. (jl)