KEWALAHAN: Tingginya produksi sampah tak sebanding dengan armada angkutan yang ada. Kondisi ini membuat pemerintah kewalahan mengatasi masalah sampah.
MATARAM--Aplikasi berbasis web yang bertujuan mendukung kegiatan operasional persampahan di NTB menuai kritik.
Sebelumnya, aplikasi Lestari sempat direview oleh Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah. Menurut Rohmi aplikasi tersebut mempermudah masyarakat mendapat informasi seputar pengelolaan sampah di NTB.
“Adanya aplikasi ini agar dapat menjangkau ke ujung tanpa selat sehingga masyarakat maupun bank sampah dapat dengan mudah mengaksesnya,” ujar Rohmi.
Menanggapi itu, Direktur SOMASI NTB, Dwi Aries Santo, mengatakan Pemprov justru terkesan memperbanyak website ketimbang melakukan sosialisasi terhadap website pengaduan yang sudah ada. Sebut saja aplikasi pengaduan NTB Care.
"NTB care yang harus disosialisasikan biar masyarakat tahu tidak hanya soal layanan publik tapi keluhan sampah," kata Aries, Senin, (15/2).
Kritik SOMASI bukan tanpa alasan. Pada website Lestari, kanal pengaduan masyarakat soal sampah terintegrasi pada aplikasi NTB Care.
"Kalau pada akhirnya aplikasi Lestari ini juga sebagai wadah pengaduan kepada masyarakat, apa bedanya sama NTB Care," katanya.
Aries mengatakan jika kanal pengaduan pada aplikasi Lestari terintegrasi dengan NTB Care, mengapa harus membuat aplikasi baru. Padahal, Pemprov dapat menambah kanal baru soal aduan sampah pada NTB Care.
"Menurut saya cukup bagus NTB Care sebagai mekanisme pengaduan secara online masyarakat kepada pemerintah terhadap semua jenis kebijakan yang ada di pemerintah provinsi dan kabupaten kota, dengan munculnya aplikasi Lestari sebagai sarana pengaduan tak ada ubahnya dengan NTB Care. Justru ini malah membingungkan masyarakat," cetusnya.
Dia mengatakan, masyarakat saat ini butuh bukti konkrit terhadap masalah sampah di NTB. Seharusnya, Pemprov lebih fokus menyikapi kritikan program zero waste dengan segera mengatasi masalah sampah ketimbang fokus membuat kanal aduan baru.
"Yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah kebijakan tata kelola sampahnya. Bukan aplikasi seperti ini. Itu menurut saya kurang kongkrit juga. Ini hanya sebagai jawaban penghibur saja kepada gelisahnya masyarakat saat ini soal program zero waste," ujarnya.
Pantauan media ini, pada aplikasi Lestari yang dapat diakses di laman https://lestari.ntbprov.go.id/ justru adalah website, bukan aplikasi berbasis web. Ruang interaksi masyarakat yang seharusnya menjadi ikon untuk aplikasi web tidak ada. Pengaduan pun terintegrasi pada NTB Care. Sedangkan melalui Play Store tidak ditemukan aplikasi yang dimaksud. (jl)