Hj. Sitti Rohmi Djalillah
MATARAM--Pemahaman tentang bencana sangat penting. Terlebih dengan potensi risiko bencana yang ada di NTB.
Karena itu, masyarakat diharapkan dapat tetap waspada. Diantaranya dengan meningkatkan pemahaman dan akses informasi tentang kebencanaan.
Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalillah saat rapat koordinasi kebencanaan mengatakan, salah satu upaya untuk mengurangi risiko bencana adalah dengan memperkaya informasi tentang kebencanaan. Mulai dari potensi bencana di sekitar tempat tinggal, risiko sampai dengan mitigasi mandiri serta mengetahui pihak berwenang yang dapat dihubungi jika terjadi force major (bencana alam besar).
Rakor ini sendiri dilaksanakan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB. Ada juga Asisten III dan Kepala Dinas Diskominfotik di Ruang Rapat Anggrek, Kantor Gubernur NTB, Kamis (11/2).
"Kita harus memiliki sistem yang bagus untuk crisis center sebagai daerah pariwisata sehingga jika terjadi bencana, pihak luar mudah menghubungi dan mendapatkan informasi apa yang terjadi," ujarnya.
Tugas pemerintah, jelasnya, yakni memfasilitasi ketersediaan informasi dan edukasi agar masyarakat dapat memproteksi diri lebih dini. Pemanfaatan teknologi informasi dinilai mudah diakses dan bersifat massal.
Karena itu, ketersediaan informasi kebencanaan melalui aplikasi maupun media sosial agar dibangun dengan komprehensif dan benar benar applicable (mudah diakses dan digunakan).
Wagub pada rapat tersebut juga mengingatkan agar manajemen kebencanaan antar stakeholder terkait benar-benar memahami tugas, fungsi dan kewenangannya. Ia mencontohkan, masyarakat di pinggiran hutan harus mengetahui potensi bencana seperti banjir dan longsor atau masyarakat pesisir pantai yang berpotensi terkena bencana tsunami atau abrasi, lengkap dengan pengetahuan tentang mitigasi dan jalur evakuasi penyelamatan diri.
Sementara itu, Kalak BPBD Provinsi NTB, Zainal Abidin mengatakan, saat ini pihaknya terus memperbaharui kemampuan aplikasi Siaga NTB. Pembaharuan ini selain informasi tentang kebencanaan melalui media sosial seperti Instagram dan Facebook.
"Kami sedang berusaha agar aplikasi ini dapat digunakan oleh semua warga masyarakat. Salah satu fiturnya adalah dapat menandai koordinat pengguna dan memberinya data potensi bencana, mitigasi serta jalur evakuasi," jelas Zainal.
BPBD sendiri bekerjasama dengan Diskominfotik NTB terus mengupgrade kemampuan interface dan pengolahan data kebencanaan. Tujuannya gar dapat menjadi sarana sosialisasi kebencanaan yang efektif sekaligus komunikasi kebencanaan.
Kadis Kominfotik NTB, I Gede Putu Aryadi, pada kesempatan yang sama juga menjelaskan tentang pemanfaatan IT di era komunikasi dan informasi digital melalui aplikasi telah terbukti efektif. Sebut saja seperti NTB Care, NTB Mal, SIM Posyandu yang targetnya langsung personal karena terpasang disetiap aktivitas warga masyarakat yang sehari hari bersentuhan dengan ponsel dan internet.
"Yang penting komitmen pengelolaan data dan informasi dari admin yang selalu update dan real time sehingga aplikasi yang dibuat dan dibangun tak sia sia," pungkas Gede. (jl)