BUDIDAYA: Inilah kawasan Telong-elong yang dijadikan pusat budidaya lobster di NTB.
MATARAM -- Masyarakat NTB boleh berbangga seiring ditetapkannya daerah ini sebagai pusat budidaya lobster. Penetapan status ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Pusat budidaya lobster di NTB sendiri berada di Telong-elong, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. Menyongsong penetapan status sebagai pusat budidaya, Pemprov NTB menyiapkan 2 hektar lahan untuk kegiatan tersebut.
"Daerah sudah menyiapkan 2 hektar di Dermaga Telong-Elong, ketimbang saat ini belum bisa dimanfaatkan optimal lebih baik kita dorong untuk dapat mendukung pengembangan kampung budidaya lobster yang direncanakan sekitar kawasan tersebut," ucap Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan NTB, H Yusron Hadi, Senin (29/3).
Modelnya nanti, lanjutnya, bakal dilihat mana yang tepat dan bisa cepat. Apakah model pinjam pakai dengan pusat atau pola yang mana.
Hari ini, pihaknya membicarakan tindak lanjut hasil kunjungan Menteri KKP kemarin.
Di atas lahan seluas 2 hektare tersebut, bebernya, bisa difungsikan sebagai unit riset lobster nasional. Hal ini memungkinkan lantaran fasilitas pendukung lainnya.
Andai nanti semua itu benar-benar terwujud, pusat budidaya lobster Telong-elonh akan menjadi yang pertama di Indonesia dengan model seperti itu.
"Nanti kawasan perairan tersebut selain tempat budidaya, Dermaga Telong-Elong yang ada sekarang juga difungsikan sebagai fasilitas riset lobster di Indonesia. Sehingga, ketika orang berbicara tentang lobster ya di NTB," ujarnya.
Menurut Yusron, dalam waktu dekat tim Kementerian Kelautan dan Perikanan akan kembali berkunjung ke NTB. Langkah itu diambil untuk menindaklanjuti instruksi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat kunjungan kerja ke Lombok, Rabu (24/3) lalu.
Menyambut kunjungan itu, pihak Diskanlut NTB bakal menyiapkan konsep yang bakal dipertemukan dengan konsep pemerintah pusat.
Ia juga menyinggung soal anggaran maupun prasarana yang ada untuk pembangunan kampung budidaya lobster tersebut. Pemerintah pusat disebutnya sudah menyiapkan itu lewat anggaran APBN.
Praktis, daerah perlu mem-backup anggaran. Namun, berapa nilai anggaran yang dibutuhkan, Yusron belum dapat memastikannya.
"Kalau soal anggaran kita belum tahu. Pastinya secara teknis nanti akan dibahas. Kalau kita di daerah saat ini ingin memastikan lahan yang akan dimanfaatkan ini clear and clean dulu," tegas Yusron.
Menindaklanjuti rencana itu pihaknya berkoordinasi dengan UPT Kementerian KP terkait yang ada di NTB. Selain itu, dalam pembahasan juga melibatkan pemerintah kabupaten dan masyarakat pembudidaya.
Ia menyebut langkah ini diambil guna membahas langkah-langkah selanjutnya. Baik pengaturan site budidaya ataupun yang lain agar kawasan budidaya itu tertata rapi.
"Intinya bagaimana rencana untuk menjadikan NTB sebagai kampung budidaya dan pusat riset lobster bisa terwujud," ujarnya.
Jika benar itu direalisasikan, bnyak yang harus dipersiapkan. Baik soal pembibitan, pakan, sarpras, lokasi, budidaya yang berkualitas, dan pemasaran.
Selain itu, perlu perlu pendampingan kepada nelayan pembudidaya ini hal-hal yang harus disiapkan. (jl)