Ir. H. Joko Widodo
SELONG -- Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dituntut menjadi navigator bagi perubahan bangsa yang lebih positif. Terlebih perubahan dunia yang begitu cepat.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia, Ir H Joko Widodo, dalam sambutannya secara virtual dari istana negara pada pembukaan Kongres PMII ke XX yang digelar dengan sistem hybird.
Jokowi mengatakan, PMII selalu terdepan dalam mengawal perjalanan bangsa. Teguh membela NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.
Menurutnya, organisasi berlogo perisai bintang sembilan itu, konsisten menebarkan toleransi dan kesejukan kehidupan berbangsa. Ini penting di tengah masyarakat yang majemuk dan beragam.
"Saya mengapresiasi kader-kader PMII yang telah menunjukkan komitmen kebangsaan yang kuat, Hubbul Wathon Minal Iman," terang Jokowi, Rabu (17/3).
Kader PMII, lanjutnya, konsisten menyuarakan kepedulian dan keadilan terhadap sesama. Bersikap kritis, solutif demi perbaikan bangsa, serta merawat optimisme generasi muda dengan semangat keislaman dan ke-Indonesiaan.
Dirinya menjelaskan, perubahan dunia yang cepat melahirkan disrupsi pada semua sektor. Hal ini, kata Jokowi, kerap kali tidak ramah bagi mereka yang tak siap dan berhenti belajar.
Menurut Presiden kedelapan ini, banyak organisasi harus rela digilas oleh perubahan tersebut. Penyebabnya lantaran tak sigap beradaptasi.
Karena itu, dirinya berharap kepada kader berlambang perisai itu, harus bisa menjadi navigasi perubahan. "Sekali lagi saya katakan, kader-kader PMII harus bisa menjadi navigasi perubahan," ujarnya.
Dia menekan agar organisasi itu harus terus tumbuh, berkembang menjadi organisasi kepemudaan yang inovatif dan adaptif. Caranya dengan membuka diri terhadap hal-hal yang baru.
Di lain sisi, PMII diminta menguasai teknologi. Hal itu, sebutnya, sifatnya Fardhu Ain (mutlak). Ini penting karena kader organisasi itu merupakan laboratorium kepemimpinan generasi muda Islam.
Dari rahim organisasi ini kedepan diharap hendak ikut menentukan maju atau mundurnya negara di masa yang akan datang.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyinggung kondisi saat ini. Menurutnya pemerintah masih terus bekerja keras memulihkan kesehatan masyarakat serta membangkitkan ekonomi nasional.
Menurutnya, berbagai kebijakan telah dilakukan. Banyak program telah diluncurkan yang bertujuan menolong ekonomi rakyat agar bisa bertahan.
Langkah itu, beber mantan Wali Kota Solo itu, ekonomi menunjukkan trend yang positif. Kendati demikian, ia mengakui masih belum maksimal.
"Tapi tidak ada kata lelah dalam kamus saya apalagi di masa krisis pandemi yang melanda dunia seperti sekarang ini," tegasnya.
Dia meminta dukungan dan partisipasi, khususnya seluruh kader organisasi tersebut menjadi bagian dari jihad kebangsaan. Jihad tersebut bisa dilakukan dengan ikut berkontribusi melalui ide, gagasan dan bekerja nyata.
Aksi lain yang bisa dilakukan dengan membantu persoalan-persoalan besar bangsa. Minimal dimulai dari lingkungan masing-masing.
Ia percaya, dalam pesta dua tahunan organisasi itu, akan menghasilkan program-program strategis. Program itu nantinya diharap bisa menjawab persoalan kemahasiswaan, kemasyarakatan dan kebangsaan.
"Untuk mewujudkan kemajuan PMII di masa depan, agar tetap tegak berdiri dan disegani serta memberikan makna penting bagi kemajuan dan kejayaan Indonesia," tutupnya. (kin)