H Sahri
SELONG -- Realokasi anggaran membuat Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Lombok Timur harus gigit jari. Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang bakal dikerjakan menurun dari tahun sebelumnya.
Bukan hanya karena faktor realokasi anggaran menjadi penyebab menurunnya jumlah RTLH yang dikerjakan. Namun juga ada sejumlah mata anggaran yang harusnya dikerjakan dinas ini dialihkan ke dinas lain.
Sedianya tahun lalu, Dinas Perkim Lombok Timur mengerjakan sebanyak 325 RTLH. Jumlah tersebut belakangan menurun drastis, hanya sebanyak 125 unit RTLH.
Dari jumlah tersebut, ada penyusutan sebanyak 200 unit rumah. Namun demikian, RTLH yang bakal dibangun tak mengurangi semangat di dinas tersebut.
"Ada pekerjaan yang dialihkan ke dinas lain seperti pembuatan sanitasi," ungkap Kepala Dinas Perkim Lombok Timur, H Sahri, Rabu (31/1).
Kendati ada pengalihan mata anggaran, lanjutnya, tak sedikit pun mengurangi semangat jajarannya. Inovasi dan terobosan dalam proyek RTLH ini harus tetap ada.
Apa yang dilontarkan Sahri punya alasan. Pihaknya tidak ingin sekedar menuntaskan kewajiban dengan membangun RTLH tersebut. Lebih dari itu, RTLH yang bakal dibangun harus sehat huni.
"program trandes juga sudah tidak lagi kami tangani," bebernya.
Khusus RTLH ini, proses pembangunan melalui BPKAD dan langsung ke masyarakat. Progres sejauh ini dalam proses pengurusan administrasi.
Karena melalui BPKAD, anggaran proyek itu tidak mampir di dinas yang dipimpinnya. Pihaknya hanya mengurus administrasinya saja.
Ada pun program yang lainnya merupakan agenda rutin yakni pembinaan, penyuluhan dan Dana Alokasi Khusus (DAK) RTLH. Begitu juga RTLH yang bersumber dari Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), Lombok Timur mendapatkan 504 unit.
Ia menyebut, Lombok Timur masih bisa bersyukur dari jumlah yang didapat dari RTLH itu. Mengingat dibanding daerah lain, jumlah tersebut merupakan yang terbesar di NTB.
"Kabupaten lain hanya mendapatkan 100 sampai 200," sebutnya.
Nilai satuan per unit program yang berasal dari DAK ini mencapai Rp 20 juta. Tahun ini, program tersebut akan memiliki nilai plus. Yakni menjadi rumah layak huni dan sehat.
"Jika sama seperti tahun kemarin untuk apa?," tandas Sahri. (kin)