Oleh: Mastur Sonsaka
JAUK AIQ jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia secara harfiah bermakna bawa air. Tentu saja maksud yang terkandung dalam ungkapan khas orang Sasak tersebut tidak sesempit itu.
Sebagai sebuah idiom, Jauq Aiq merupakan konsep yang mengandung makna yang kompleks. Idiom ini digunakan oleh orang Sasak dalam konteks terjadinya konflik, baik personal, komunal maupun sosial.
Idiom Jauq Aiq juga digunakan untuk menasehati orang agar tidak terjadi konflik, perkalihan, dendam, permusuhan dan tindakan-tindakan kekerasan lainnya. Sebagai idiom kultural, Jauq Aiq menjadi ruang simbolik yang terkait dengan cara tradisi Sasak dalam menanamkan karakter dan sikap hidup yang baik.
Aiq adalah simbol kesejukan, dingin dan cair yang terkait dengan karakter sabar, pemaaf, menenangkan dan pemberi solusi. Dalam teori kepribadian pseudo ilmiah, disebutkan bahwa elemen air dalam tubuh menjadi penyumbang kepribadian teduh dan menenangkan. Berlawanan dengan sifat api yang menjadi simbol kemarahan, dendam dan sifat keras lainnya.
Idiom agama yang dapat dipadankan dengan idiom Jauq Aiq ini adalah sabar dan pemaaf. Sehingga dalam pengajian-pengajian para tuan guru selalu dianjurkan agar bersikap sabar dan pemaaf dalam interaksi dengan orang lain.
Sudah menjadi narasi umum bahwa laku kultural Sasak selalu dilandasi oleh nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam, tak terkecuali idiom Jauq Aiq ini.
Panca Awit Pinajaran Sasak sebagai basis etik tingkah laku orang Sasak memuat prinsip-psinsip dasar tata kehidupan. Pertama yakni, Tuhan sebagai sumber segala sumber menjadi landasan utama. Kedua, tradisi merupakan keseimbangan relasi dengan Tuhan, sesama manusia dan alam semesta.
Ketiga, agama sebagai penyempurna tradisi yang telah berkembang yang bertali temali dengan siar agama. Keempat, budaya merupakan sisi aplikatif tradisi dan agama yang mencerminkan pendayagunaan cipta, karya dan karsa orang Sasak.
Lalu ya g terakhir yang kelima, adat istiadat merupaka laku kehidupan orang Sasak dalam menegakkan perintah Tuhan yang termuat dalam tradisi dan agama.
Saat ini idiom Jauq Aiq telah menjadi cara kultural berbentuk tradisi orang Sasak dalam mengontrol potensi konflik personal dan sosial.
* Penulis adalah dosen di IAI Hamzanwasi Pancor, Lombok Timur.