WISATA MEDIS: Klinik Assyfa Al-Halim dan Hotel Puri Bunga Senggigi mengembangkan wisata Medis pertama di NTB.
GERUNG -- Nama Sengggigi sebagai destinasi wisata sudah sangat kesohor di Pulau Lombok. Berbekal nama besar itu, kini di kawasan wisata tersebut telah hadir wisata medis.
Konsep wisata ini dipastikan yang pertama di NTB. Dimana dalam konsep tersebut mengusung pelayanan ekonomis dengan fasilitas hotel.
Konsep ini rupanya dikembangkan oleh Klinik Assyifa Al-Halim. Klinik ini menggandeng Hotel Puri Bunga.
Direktur Klinik Assyifa Al-Halim, Supardi mengatakan, konsep ini tercetus mengingat kondisi pandemi yang masih terus mengepung. Buntutnya, banyak masyarakat yang justru takut datang berobat ke rumah sakit atau unit layanan kesehatan lainnya.
Menyadari kondisi itu, terangnya, harus ada alternatif demi mereduksi ketakutan tersebut. Di klinik yang dihadirkan ini, para pasien dipastikan mendapatkan pelayanan lebih nyaman dan menenangkan.
Tak hanya sisi kesehatan, konsep wisata medis ini juga menjadi bagian dari upaya menghidupkan pariwisata Sengggigi. Mafhum diketahui jika sejak pandemi sektor pariwisata sangat lesu.
"Kami dari Klinik Assyfa Al-Halim menggandeng Hotel Puri Bunga di Senggigi sebagai lokasi untuk mengembangkan wisata medis pertama di NTB," ucapnya, Jum'at (12/3).
Karena wisata medis, pihaknya pun memadukan konsep pelayanan medis, herbal dan refleksi. Gagasan ini muncul karena dua menteri yakni Menteri Kesehatan dan Menteri Pariwisata.
Kedua kementerian itu disebutnya kini te gah mendorong dan konsern agar di NTB khususnya Lombok ada wisata medis. Karena itulah pihaknya mengembangkan konsep wisata ini dalam rangk mendekatkan pelayanan kesehatan terhadap masyakarat dan wisatawan di kawasan Senggigi.
Di klinik ini, pihaknya menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, UGD 24 jam, persalinan dan home care. Selain melayani kesehatan, pihaknya juga aktif melaksanakan bakti sosial seperti sunatan massal, pengobatan massal.
Apakah biaya berobat di sini mahal? Menjawab itu, Supardi memastikan biaya perawatan terjangkau. Untuk pasien umum ditarif sebesar Rp 250 ribu per malam. Berbeda dengan pasien BPJS, hanya perlu menambahkan biaya Rp 100 ribu per malam untuk semua pelayanan.
Dari kedua jenis pelayanan ini, jelasnya, tanpa ada perbedaan per kelas. Dengan biaya itu, para pasien baik BPJS maupun umum bisa menikmati berbagai fasilitas tempat perawatan di kamar hotel setara VIP, VVIP dan lux.
"Jumlah kamar hotel yang tersedia sebanyak 40," imbuhnya.
Klinik wisata medis ini disebutnya sudah dikembangkan sejak Januari 2021 lalu. Bagi pasien isolasi mandiri yang membutuhkan tempat yang nyaman untuk memulihkan fisik dan psikisnya yang berlaku untuk pasien isolasi yang tidak memiliki komorbid.
"Penanganannya nanti sesuai dengan standar kesehatan untuk pasien yang tidak ada komplikasi," paparnya.
Sejak awal buka hingga saat ini sudah ada 50 lebih pasien yang memilih berobat di sana. Termasuk pasien rawat inap, bersalin, hingga home care. Para pasien ini berasal dari berbagai daerah di sekitar senggigi.
Untuk mendukung pelayanan, pihaknya menyiapkan Nakes yang ada untuk dokter umum tiga orang. Kemudian 10 orang perawat dan tiga bidan, dua orang tenaga laboratorium, serta dua orang admin. (jl)