KEMAH: Sekda Lombok Timur, HM Juaini Toafik berpose bareng dengan jajaran stakeholder pariwisata di Lombok Timur dalam acara kah jurnalistik pariwisata.
SELONG-- Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Lombok Timur menggelar pelatihan jurnalistik pariwisata.
Agenda tersebut diadakan di Praja Caffe, Desa Loyok, Kecamatan Sikur, Lombok Timur. Acara tersebut diikuti oleh 40 peserta perwakilan dari 17 desa wisata di daerah ini.
Kepala BPPD Kabupaten Lombok Timur, Akhmad Roji mengatakan, lewat agenda tersebut pegiat wisata dapat menjadi agen promosi di desa masing-masing.
"Peserta dari 17 desa wisata itu dapat mempublikasi potensi wisata di desanya. Baik melalui media sosial maupun mainstream," terangnya, Jum'at malam (2/4).
Nantinya, lanjutnya, pelatihan itu akan diisi oleh para profesional. Mereka merupakan jurnalis dari media mainstream baik cetak, online, dan TV serta content creator.
Selain peningkatan kompetensi di bidang promosi, ucapnya, dirinya berharap peserta yang mengikuti kegiatan itu dapat meng-upgrade kemampuan dalam memberikan pelayanan yang prima bagi pengunjung. Baik wisatawan domistik dan mancanegara.
Sebab kata dia, sekalipun pihaknya melakukan promosi maksimal. Namun tanpa ada pelayanan yang baik dari pelaku wisata hal itu sebutnya tak maksimal dampaknya bagi pariwisata daerah.
“Kita berharap juga, mereka menjadi tuan rumah yang baik, utamanya terhadap kualitas pelayanan kepada wisatawan. Karena semaksimal apapun kita dalam promosi, tanpa pelayanan yang baik dari pelaku maka tidak akan maksimal,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, H Mugni mengatakan, jurnalisme dalam kepariwisataan penting untuk dilakukan. Lantaran informasi yang disampaikan oleh media, tersampaikan secara proposional.
Dalam sambutannya itu, dirinya menyinggung soal berita yang sempat viral di media. Yaitu mengenai orang miskin tak boleh berwisata.
Padahal kata Mugni, pihaknya tak pernah melarang orang untuk berwisata. Namun yang ada hanya penerapan kebijakan tanpa pernah diskriminatif.
"Pariwsata itu good news not bad news," terangnya.
Kendati demikian, lanjutnya, informasi yang buruk juga penting diinformasikan. Yang harus diberitakan itu permasalahannya bukan residunya.
Seperti, jalan yang rusak, kekurangan transportasi dan yang lainnya. Sebab tugas seorang wartawan selain memberikan informasi juga mengedukasi.
Ia mencontohkan, seperti wisata Suryawangi yang saat ini memiliki karcis masuk. Hal itu berlaku disebabkan lantaran ada investasi Pemda di tempat tersebut.
"Maka masyarakat harus diedukasi, karena pemda berinvestasi disitu Rp 2,2 miliar," terangnya.
Pantai Suryawangi disebutnya cukup ikonik. Lantaran itu lapak-lapak yang menutup pantai harus disingkirkan karena daya tarik ditempat itu, yaitu laut.
Hal ini juga perlu ada edukasi soal mengapa lapak-lapak tersebut ditertibkan. Sebab pertama, ikonik destinasi satu ini yakni pantai. Kedua, tidak membangun pada tempatnya.
"Jangan merubuhkannya saja jadi pemberitaan," terangnya.
Sekda Lombok Timur, HM Juaini Taofik menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang tak pernah henti menunjukkan loyalitas terhadap pembangunan daerah. Baik media, netizen, pegiat pariwisata dan juga instansi serta lembaga yang terus bergerak ditengah pandemi tetap survive di tengah keterbatasan.
Dirinya berharap kolaborasi semua pihak untuk mendukung pembenahan dan penguatan promosi pariwisata penting untuk dilakukan.
“Atas nama pemerintah daerah, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tak henti membuktikan loyalitas dalam pembangunan daerah,” tandasnya. (kin)