CERAMAH: TGB HM Zainul Majdi memberikan ceramah dalam sebuah kesempatan. (Foto Istimewa)
MATARAM -- Mafhum bagi banyak orang jika brand Wisata Halal yang dilabelkan di Provinsi NTB tidak lepas dari buah tangan kepemimpinan TGB HM Zainul Majdi. Di masa kepemimpinan sebagai gubernur, sosok ini mencetuskan brand tersebut.
Menakhodai NTB selama dua periode dianggap punya pengalaman luar biasa. Khusus dalam pengembangan sektor pariwisata, TGB menyadari sepenuhnya daerah yang dipimpin memiliki keindahan luar biasa.
Potensi keindahan itu diyakini menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan. Mau tak mau, orang dari berbagai belahan dunia siap tumpah ruah mengunjungi daerah ini.
Menyadari potensi itu saat menjabat, TGB pun mencetuskan brand Wisata Halal. Brand ini sempat mendapat tentangan dari masyarakat khususnya non muslim.
Bukan tanpa alasan jika brand ini diprotes. Terkesan dengan branding tersebut seolah-olah mendeskreditkan umat beragama yang lain.
Rancang bangun brand ini terus berjalan. Ada hal luar biasa dan signifikan setelah pelabelan wisata halal, selain konvensional.
"Bayangkan, ada peningkatan 200 persen jumlah kunjungan ke NTB dari wisatawan Timur Tengah," ucapnya, Sabtu (3/4).
Kemudian TGB mengungkapnalasan dibalik branding tersebut. Melonjaknya jumlah kunjungan wisatawan ini rupanya berdampak positif bagi perkembangan ekonomi masyarakat.
Perkembangan ekonomi tersebut, tidak saja dirasakan umat muslim NTB. Lebih dari itu, warga non muslim pun turut merasakan hal yang sama.
Bagi TGB, ia tidak bisa membayangkan ketika wisata ditutup. Seperti di masa pandemi ini misalnya. imbas paling nyata, ada ratusan ribu kehilangan pekerjaan.
"Dalam maqosid syariah (pokok ajaran Islam), ada poin menjaga jiwa (hifzul nafs) dan harta (hifzul mal). Jika pariwisata ditutup menghadirkan pengangguran luar biasa," lanjutnya.
Setelah mendapat tentangan dan protes sebelumnya. Rupanya tokoh yang melontarkan protes itu kembali ke TGB. Kali ini, bukan untuk protes lagi, tapi berterima kasih.
Menghadirkan agama di ruang publik, jelasnya, hendaknya menghadirkan manfaat bagi semua umat manusia. Bukan saja kepada umat Islam.
Untuk menghadirkan wajah Islam yang positif itu, imbuhnya, harus berlandaskan pengetahuan. Di lain sisi, sebagai sesama umat manusia harus saling percaya dan hidup rukun.
Dalam kata lain, jelasnya, wajah Islam di ruang publik, harus dihadirkan sebagai agama yang tersenyum, ramah dan merangkul. Bukan sebaliknya, menebar teror, intimidasi dan saling silang sengketa.atau konflik.
Khusus soal pariwisata, baginya, NTB yang memiliki keindahan luar biasa akan sangat sayang jika tidak dikelola dengan baik. Sektor ini dianggap sebagai salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi. (jl)