WAWANCARA: Kepala Dinas Nakertrans NTB, I Gede Putu Ariady saat diwawancara wartawan beberapa waktu lalu.
MATARAM -- Sejak diluncurkan pada bulan April 2020 lalu hingga kini, Program Kartu Prakerja menjadi satu-satunya program pemerintah yang masuk Top 10 Penelusuran Terpopuler oleh masyarakat.
Berdasarkan Laporan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Tahun 2020 yang dirilis website Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, jumlah penerima kartu prakerja selama tahun 2020 sebanyak 5,5 juta orang. Jumlah ini tersebar di seluruh daerah di Indonesia.
Dari laporan tersebut diketahui bahwa 84 persen penerima manfaat belum pernah mengikuti pelatihan. Sementara 82 persen penerima kartu merupakan pengangguran terbuka dan sisanya dari yang bekerja.
Dari laporan yang sama, penerima manfaat untuk yang bekerja sebanyak 78 persen bekerja di sektor informal. Mayoritas sebanyak 70 persen penerima manfaat berusia 18 – 35 tahun, yang merupakan golongan angkatan kerja muda dan produktif.
Dari jumlah Penerima Kartu Prakerja tersebut, warga NTB yang tercatat sebagai penerima manfaat kartu prakerja sebanyak 107.100 orang. Namun dalam data laporan tersebut belum secara spesifik menyebutkan jenis kelamin, kelompok umur dan jenis pelatihan yang diikuti oleh para penerima kartu prakerja.
"Berdasarkan Perpres 76/2020, tujuan Program Kartu Prakerja adalah mengembangkan kewirausahaan, mengembangkan kompetensi angkatan kerja, meningkatkan produktivitas dan daya saing angkatan kerja," ucap Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Ariady, Senin (17/5).
Ia membeberkan, syarat penerima Kartu Prakerja adalah warga negara Indonesia (WNI) yang berusia minimal 18 tahun. Syarat tersebut tidak sedang mengikuti pendidikan formal. Syarat ini berlaku kepada warga seperti pencari kerja, buruh terkena PHK, buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi kerja.
Termasuk di dalamnya bagi pekerja yang dirumahkan dan pekerja bukan penerima upah. Syarat ini juga berlaku bagi pelaku usaha mikro kecil.
“Diprioritaskan yang terdampak COVID-19 dan belum menerima bantuan sosial selama pandemi COVID-19,” imbuhnya.
Pendaftaran dilakukan secara daring dan luring. Pendaftaran luring dilakukan apabila ada keterbatasan infrastruktur telekomunikasi dan kebijakan pusat.
Demikian juga pelatihan dilakukan secara daring dan luring. Namun selama masa pandemi, pelatihan hanya secara daring.
Ada delapan jenis pelatihan yang paling diminati oleh para penerima kartu prakerja, diantaranya penjualan dan pemasaran meliputi strategi penjualan dan pemasaran digital. Berikutnya yakni gaya hidup seperti membuat masker dan teknik tata rias.
Lalu ada juga bahasa asing (bahasa Inggris), makanan dan minuman antara lain teknik memasak, membuat kue, dan barista. Menyusul manajemen yaitu bisnis rumahan/UMKM dan keuangan yang meliputi pelatihan perencanaan keuangan dan kursus akuntansi dasar.
Lalu ada juga pelatihan sosial dan perilaku seperti komunikasi dan sukses wawancara kerja. Terakhir yakni berbagai ragam pelatihan dibidang teknologi informasi dan desain grafis.
Besaran total manfaat Kartu Prakerja ini adalah Rp 3,55 juta yang terdiri dari bantuan pelatihan Rp 1 juta, insentif pasca pelatihan total Rp 2,4 juta selama 4 bulan. Dimana setiap bulan masing-masing Rp 600 ribu per bulan dan insentif pasca survei sebesar Rp 150 ribu. (jl)