H. Supli
PRAYA — Rasio fatalitas atau case fatality ratio (CFR) penyebaran Covid-19 menempatkan Lombok Tengah sebagai yang tertinggi. CFR daerah ini tembus di angka 7,6 persen.
Tingginya CFR di daerah ini menjadi alarm serius bagi masyarakat dan pemerintah setempat. Terlebih angka ini melaju lebih kencang dibanding daerah lain yang rata-rata CFR-nya berada di angka 2,7 persen.
"Itu data terbaru dari Satgas Covid-19 NTB. Ini jadi peringatan agar kita tidak lengah dan lalai," ucap anggota Komisi IV DPRD Lombok Tengah, Yasir Amrullah, Senin (24)5).
Pihaknya meminta meminta masyarakat tidak abai dengan Covid 19 yang masih mengintai. Warga hendaknya terus waspada karena Loteng masih belum aman lantaran kondisi penyebaran virus ini kian memburuk.
Kondisi ini, jelasnya, menunjukkan Lombok Tengah tidak baik-baik saja. Tracing kasus juga masih lemah. Pasien yang dirujuk ke rumah sakit kondisinya sudah kritis.
Melihat kondisi ini, ia berharap semua pihak kerja keras memperbaiki kondisi ancaman Covid di Loteng. Masyarakat hendaknya tidak bahu membahu melawan Covid-19 dengan menaati protokol kesehatan (prokes).
“Jaga jarak dan lakukan prokes yang baik dan pola hidup sehat. Jangan sekali-kali mengabaikan Covid 19. Penyakit mematikan ini nyata-nyata ada dan mengancam semua orang,” terang Yasir.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Lombok Tengah, H Supli menjelaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan semua pihak terkait penanganan Covid 19 di Loteng. Penanganan covid harus maksimal.
“Semua teman-teman Dewan akan kita minta menjadi pelopor pencegahan Covid di daerah masing-masing,” rancang politi PKS ini.
Menurutnya, penyebaran covid membuat masyarakat terlilit berbagai persoalan, terutama masalah ekonomi. Karena itu, Covid harus dilawan bersama-sama agar kehidupan masyarakat kembali normal.
“Aparatur desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama diharap mengambil peran maksimal dalam pencegahan Covid 19,” tandasnya. (aji)