INDAH: Beginilah keindahan pemandangan yang tersaji di destinasi wisata Gunung Jae.
GERUNG -- Bayangkan seribu lampion beterbangan di udara menghiasi malam akhir pekan Anda. Indah bukan?
Pemandangan itulah yang bakal disajikan di arena camping ground destinasi wisata Gunung Jae, Desa Sedau Kecamatan Narmada Lombok Barat. Pemandangan itu bakal tersaji di bulan Agustus nanti.
"Rencana kegiatan ini akan kita gelar Agustus nanti. Tapi secara spesifik waktu pelaksanaan masih sedang dikoordinasikan bersama pihak desa," ucap Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata Lombok Barat, Lalu Rifandhani, Jum'at (16/7).
Kegigihan Desa Sedau mempromosikan Gunung Jae sebagai destinasi wisata, ucap Dani (penggilan akrabnya, Red), patut diacungi jempol. Desa yang mengandalkan pemandangan muara sungai ini tak henti-hentinya berinovasi menggaet pengunjung.
Dalam malam akhir pekan itu, jelasnya, camping ground tersebut melibatkan komunitas mobil off road. Ada juga para pengusaha agen travel.
1000 lampion terbang di udara disebutnya sebagai pemandangan langka. Terlebih lokasi kegiatan ini berada di destinasi wisata.
Berada di Gunung Jae, jelasnya, pemandangan ini bakal tampak lebih semarak. Terlebih di lokasi itu merupakan muara sungai berbentuk danau yang minim penerangan.
Praktis, minimnya penerangan bakal membuat cahaya yang keluar dari lampion-lampion itu bakal terlihat istimewa.
Bukan hanya seremoni itu yang bakal digelar. Hal esensial dari camping ground itu yakni kehadiran para pengusaha travel agent.
"Ada sekitar 2 bus pengusaha travel agent yang akan hadir juga di sana," ucapnya.
Kehadiran para travel agent ini disebutnya sebagai bagian dari konsolidasi kepariwisataan di Lombok Barat. Rencananya mereka akan dipertemukan dengan pihak manajemen hotel-hotel yang ada di Lobar.
Pertemuan antaran travel agent dan manajemen hotel diniatkan untuk menyamakan persepsi soal paket harga. Mengingat sejauh ini ada kesenjangan harga yang berlaku di sejumlah daerah dengan di Lombok Barat.
"Kita kan berbeda. Di Lobar, khususnya di Senggigi tidak saja jual kamar, tapi juga resort dan pemandangan alam. Ini yang perlu dikomunikasikan," terangnya.
Tak hanya itu, keterlibatan para pengusaha travel agent ini juga tidak lain untuk berbagi kiat selama pandemi. Mengingat ada sejumlah perusahaan travel agent yang masih beroperasi saat pandemi.
Bagi Dhani, kemampuan adaptif pengusaha travel ini beroperasi saat pandemi sangat luar biasa. Pengalaman mereka setidaknya bisa ditularkan sebagai pemantik motivasi bagi pelaku usaha yang lain.
Kendati melibatkan para pengusaha travel agent, mereka dipastikan akan diinapkan di tempat berbeda. Para pengusaha bakal menginap di sejumlah homestay di Desa Suranadi.
Tujuannya, kata Dhani, untuk mengikis kesan buruk terhadap homestay yang ada di desa itu. Selama ini, homestay yang ada di Suranadi kerap diidentikkan sebagai titik hitam rawan tempat maksiat.
Terpisah, Kades Sedau Amir Syarifuddin mengatakan, finalisasi rencana ini masih terus dikoordinasikan dengan Dispar Lombok Barat. Yang jelas, segala urusan teknis penyelenggaraan kegiatan dilimpahkan ke Bumdes dan Pokdarwis setempat.
"Termasuk berapa jumlah tenda yang bakal disiapkan. Semuanya kita limpahkan pada Bumdes dan Pokdarwis," tandasnya. (jl)