TARI RUDAT: Inilah tampilan tari tradisional Rudat yang ditampilkan dalam workshop tari Dispar Lombok Barat.
GERUNG -- Tari Gendang Beleq, Tari Rudat dan Tari Gandrung Sasak merupakan beberapa tari tradisional di Lombok.
Keberadaan seniman tari tradisional Lombok ini diharap terus hidup dan berkembang. Harapan ini tidak lepas untuk memelihara dan melestarikan warisan seni leluhur di tengah gencarnya pengaruh dunia modern saat ini.
Untuk memupuk semangat para seniman tari tradisional menjaga kelestarian tarian-tarian tersebut, Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Barat (Lobar) sejak kemarin, Rabu (28/7), mengadakan workshop seni tari. Workshop itu bertajuk Lombok Barat Menari, Harmoni dalam Rasa, Gerak dan Irama.
Tercatat sebanyak 30 peserta dari 5 sanggar tari yang ada di Lombok Barat. Kegiatan ini diselenggarakan di Hotel Puri Saron Senggigi.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan lebih hingga pengalaman baru bagi para seniman tari muda yang ada di Lombok Barat.
"Sementara ini kami hanya mengundang lima sanggar dulu yang bisa kita akomodir," ucap Kepala Bidang Pemasaran Dispar Lobar, Lalu Rifhandani, Kamis (29/7).
Dalam kesempatan itu, Dispar Lobar menghadirkan narasumber yang diharapkan bisa memberikan ilmu kepada para peserta. Bekal ini khususnya terkait segala hal tentang tari-tari tradisional yang ada di Lombok Barat.
Dani menegaskan, pembatasan jumlah peserta dilakukan sebagai bentuk kepatuhan penerapan protokol kesehatan Covid-19. Sebelum kegiatan para peserta dan panitia juga mengikuti rapid antigen untuk mencegah penyebaran virus corona.
Selain workshop, kegiatan juga dilanjutkan dengan penampilan setiap sanggar. Hal ini ditujukan untuk melihat hasil materi yang sudah diberikan sekaligus sebagai ajang promosi kesenian tari.
Penampilan diawali oleh Sanggar Tari Sopoq Angen dari Kecamatan Labuapi dengan membawakan tari Rudat. Kemudian dilanjutkan dengan tarian Ngerakat oleh Suhell's Model and Dance dari Kecamatan Lembar.
Penampil berikutnya dilanjutkan oleh Sanggar Tari Dara Jingga dari Kecamatan Gunungsari dengan tarian Bala Anjani. Kemudian dilanjutkan oleh Sanggar Tari Kemuning dari Kecamatan Sekotong dengan tari Lesung dan ditutup oleh penampilan Sanggar Tari Candra Dewi dari Kecamatan Narmada yang membawakan tari Kembang Sembah.
Salah satu narasumber, Ni Wayan Sri Ariani, sangat mengapresiasi kegiatan yang digagas Dispar Lobar ini. Menurutnya akan sangat bermanfaat untuk eksistensi sanggar-sanggar tari dan seni lainnya yang ada di Lombok khususnya.
Memberikan kesempatan dan panggung bagi para pelaku seni tari disebutnya sebagai sentuhan atau upaya yang paling pas. Langkah ini sudah tepat untuk sanggar-sanggar tari agar tetap eksis dan tidak mati suri.
Sambutan positif lainnya juga disampaikan oleh Ni Luh Aprilia Dewi, Pembina Sanggar Candra Dewi yang berasal dari Narmada.
Baginya, kegiatan sungguh luar biasa. Dari kegiatan ini ia mengaku bisa memberikan tambahan pengalaman dan mental bagi para muridnya. (jl)