MENINGGAL: Bocah berusia 4,5 tahun meninggal dan mayatnya ditemukan di dasar kolam.
PRAYA -- Seorang bocah berusia 4,5 tahun atas nama Haris Athar tewas tenggelam di wisata air terjun Babak Pelangi Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, Sabtu (14/8). Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 16.30 Wita, kemarin.
Kapolsek Batukliang Utara, Iptu Sri Bagyo mengungkapkan, Haris Athar sebelumnya datang ke air terjun Babak Pelangi bersama ibunya Meti Nurhasanah (30) dan kakaknya korban Abdul Hafiz Maulana (10). Mereka kemudian mandi bersama di kolam air terjun.
"Korban bersama ibunya sempat naik dari kolam karena merasa kedinginan dan sekaligus makan siang bersama," kata, Minggu (15/8).
Saat memasuki waktu Ashar, ibu korban hendak salat dan meninggalkan anaknya mandi di kolam bersama kakaknya Abdul Hafiz Maulana.
Setelah salat Ashar, warga Dusun Pancor Dao Desa Aik Darek Kecamatan Batukliang tersebut kaget tidak menemukan anaknya di sekitar kolam pemandian. Dia bersama kakak korban berusaha melakukan pencarian namun tidak kunjung bertemu.
Setelah mencari ke semua tempat, kakak korban kemudian memberitahukan ibunya bahwa adiknya Haris Athar berada di dasar kolam.
Tanpa pikir panjang, ibu korban melompat ke kolam berusaha menyelamatkan anaknya. Namun karena sang ibu tidak bisa berenang, dia gagal mendapatkan anaknya yang sudah tenggelam di dasar kolam.
Tubuh korban kemudian berhasil dievakuasi oleh pengunjung lain yang masih berada di sekitar air terjun dan langsung membawa anaknya ke Pustu Desa Lantan untuk mendapatkan pertolongan. Namun, Haris Athar dinyatakan telah meninggal dunia.
Kapolsek menjelaskan, sekitar pukul 17.50 Wita, korban akhirnya dibawa pulang ke rumah duka di Dusun Pancor Dao 1 Desa Aik Darek.
Sekitar pukul 22.10 Wita, Anggota Polsek BKU berkunjung ke rumah duka bersama Piket PKM Aik Darek untuk melakukan visum kepada korban. Polisi tidak menemukan adanya luka di tubuh korban.
Kapolsek menegaskan, pihaknya melakukan upaya mediasi antara pihak keluarga korban dan pengelola wisata Air Babak Pelangi Lantan. Pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan otopsi karena menganggap kejadian itu sebagai musibah yang diterima secara ikhlas.
"Pihak pengelola juga bersedia memberikan uang duka yang diminta tersebut dan meminta maaf atas kejadian yang dialami korban," tandasnya. (jl)