PRAKTEK: Para pemandu wisata cagar budaya Lombok Barat menjalankan praktek "guiding" di Kemalik Lingsar.
GERUNG -- Lombok Barat tidak hanya kaya akan potensi alam yang mempesona, daerah ini juga kaya dengan wisata budaya dan religi yang sarat nilai-nilai sejarah.
Untuk bisa menyamakan persepsi dan bahasa tentang nilai-nilai sejarah pada situs-situs yang dimiliki, Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Barat (Lobar) menyelenggarakan pelatihan Pemandu Wisata Cagar Budaya. Kegiatan yang diikuti oleh 40 orang pemandu wisata.
Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari sejak Senin hingga Kamis (5/8) di Montana Premier Senggigi, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat.
"Peran para pemandu wisata sangat dibutuhkan terutama dalam menjaga serta melestarikan situs-situs budaya yang ada," kata Asisten Bidang Pembangunan dan Administrasi Umum Setda Lombok Barat, Rusditah.
Situs ini diharap bisa menjadi obyek-obyek wisata yang nantinya mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Termasuk membuka dan meningkatkan lapangan kerja untuk masyarakat sekitar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Lobar, Saiful Ahkam menjelaskan, kegiatan pelatihan ini bertujuan memberikan penyegaran kepada para pemandu wisata yang ada di Lobar.
Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menyeragamkan narasi-narasi terhadap cagar budaya yang ada di Lobar. Cagar budaya ini spesifik karena ada pendekatan sejarah, dan ada pendekatan yang bersifat kekinian.
"Di samping untuk penyegaran, juga untuk memotivasi bahwa situasi pandemi pasti akan berlalu. Teman-teman pemandu wisata tetap semangat untuk menjalankan fungsinya selaku humas dan tenaga promosi kita," ujar Ahkam.
Dalam pelatihan kali ini, para peserta mendapat materi seperti Protokol Kesehatan Covid-19, hospitality dan CHSE, sejarah Taman Narmada dan Kemalik Lingsar.
Peserta juga diberikan materi tentang teknik pemanduan di obyek wisata, public speaking, story telling, social media management. Ada juga materi sinergitas antara travel agent dengan HPI, dan cross culture understanding.
Pada hari kedua, peserta juga mengikuti praktek kunjungan ke cagar budaya bersejarah yang ada di Lombok Barat.
Para peserta dibimbing langsung oleh para narasumber dari MAS (Majelis Adat Sasak), HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Lombok Barat, dan ASSPI (Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia).
Salah satu narasumber, Taufan Rahmadi memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Menurut tokoh pariwisata NTB ini, kegiatan semacam ini mampu memberikan energi positif di tengah pandemi.
"Ini adalah program dari Dispar yang benar-benar bisa mengumpulkan energi positif untuk bisa kita bersama-sama melawan pandemi ini," ungkapnya.
Taufan berharap hal seperti ini jangan sampai berhenti di sini saja. Semua harus bersatu merancang target kerja untuk bisa mengimplementasikan apa yang bisa dikerjakan ketika pandemi berakhir.
Senada juga diungkapkan Taufik Sudiyanto, Ketua DPC HPI Lobar. Pemandu wisata, menurutnya tidak hanya dituntut memiliki skill berbahasa yang baik, tetapi juga harus memiliki pengetahuan yang luas.
Mengingat sampai saat ini, katanya, masih sulit untuk menyamakan persepsi mengenai informasi-informasi tentang cagar budaya, khususnya yang ada di Lobar.
"Sebagai ujung tombak yang berhubungan langsung dengan para wisatawan, tentu pemandu wisata dituntut memiliki pengetahuan yang luas, khususnya tentang cagar budaya," ucapnya.
Pihaknya pun sangat berterimakasih kepada Dispar Lombok Barat karena sudah mengadakan kegiatan ini. Output dari kegiatan diharapkan agar para pemandu wisata memiliki keseragaman informasi.
Taufik menegaskan, kedepannya DPC HPI Lobar akan terus berkoordinasi dengan Dispar Lombok Barat untuk bisa membuat semacam buku saku. Benda ini tujuannya dapat menyamakan persepsi dalam menyampaikan informasi kepada para wisatawan. (jl)