KOORDINASI: Sekda Lombok Timur HM Juaini Taofik saat memimpin rapat koordinasi terkait gempuran telur dari luar yang membuat harga telur lokal anjlok.
SELONG -- Harga telur ayam ras di Lombok Timur anjlok. Kondisi ini membuat peternak geram.
Pertanggal 16 September kemarin, harga telur di pasar berkisar Rp 33 ribu per trai. Sementara harga telur dari luar mencapai Rp 31 per trainya.
Kondisi ini semakin membuat peternak telur ayam kesal. Lantaran itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lotim menggelar rapat dengan dinas terkait.
Sekda Lombok Timur, HM Juaini Taofik, meminta agar organisasi perangkat daerah (OPD) segera mengambil langkah nyata. Ini dilakukan sebagai upaya melindungi peternak ayam petelur di Gumi Patuh Karya.
"Saya meminta Dinas Ketahanan Pangan (DKP) meningkatkan konsumsi telur masyarakat, utamanya telur produksi lokal," ucap Juaini Taofik, Selasa (21/9).
Perintah tersebut bukan tanpa dasar, melainkan menurut laporan yang diterimanya. Menurutnya, jumlah telur asal luar daerah yakni Jawa dan Bali, yang masuk ke Lotim angkanya mencapai 540 ribu butir.
Karena itu, dirinya menekankan agar semua pihak menggaungkan produk lokal. Seperti Kepala Dinas Sosial, agar memberikan arahan kepada seluruh supplier BPNT memanfaatkan produksi lokal, termasuk telur.
Dirinya juga meminta Dinas Perdagangan, terjun ke pasar-pasar menindaklanjuti arus telur yang masuk ke Lotim. Di lain sisi, kata dia, penting melakukan kalkulasi kapasitas serta perkembangan produksi telur di daerah ini.
Dirinya menekankan kepada seluruh pimpinan OPD yang hadir tetap menjaga komunikasi sehingga program bela produk lokal tersebut bisa berjalan dengan baik.
Ia mengingatkan tugas Pemkab ialah menyambung dan mencari solusi terhadap masalah yang ada di Lotim.
“Tentunya harus memanfaatkan produk-produk lokal. Pemda akan pastikan kalau pihak supplier dapat berkomunikasi dan berbisnis dengan baik,” ujarnya. (kin)