PELATIHAN: Para pemandu wisata outbound diberikan pelatihan oleh Dinas Pariwisata Lombok Barat untuk meningkatkan pelayanan dan SDM di lokasi destinasi wisata.
GERUNG -- Wisata outbond belakangan ini menjadi salah satu pilihan menarik untuk dikunjungi. Ini dibuktikan dengan meningkatnya animo masyarakat terhadap wisata tersebut dengan ragam atraksi yang disediakan.
Sadar dengan kondisi itu, Dinas Pariwisata Lombok Barat menggelar pelatihan bagi pemandu wisata outbound. Langkah ini diambil untuk menunjang kualitas pelayanan dan sumberdaya manusia di lokasi destinasi.
Bertempat di Hotel Puri Sharon Senggigi, Dinas Pariwisata Lombok Barat memberi pelatihan bagi para penyedia jasa destinasi alam yang berbasis di desa maupun swasta.
Ada 40 peserta dari 20 desa wisata yang ada di Lombok Barat dibekali berbagai wawasan tentang pariwisata alam dengan tema "Pelatihan Pemandu Wisata Outbound".
Kegiatan ini dibuka secara resmi langsung oleh Bupati Lombok Barat. Dimana pelatihan direncanakan akan berlangsung selama empat hari hingga tanggal 11 September mendatang.
Dalam pelatihan ini, Dinas Pariwisata menggandeng Asosiasi Experiensial Learning Indonesia (AELI) NTB sebagai narasumber utama.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah AELI NTB, Mujiyanto mengatakan, setidaknya ada sejumlah materi kemampuan atau kompetensi dasar yang akan diberikan kepada peserta dalam pelatihan kali ini. Mulai dari manajemen kegiatan, keselamatan hingga kreativitas.
Kompetensi inti yang diberikan yakni tentang manajemen, yang meliputi perencanaan program kegiatan rekreasi, melaksanakan pemanduan kegiatan rekreasi. Ada juga games, memandu kegiatan tali rendah dan tali tinggi sampai ke menganalisis risiko dalam kegiatan, serta menolong korban.
“Dan yang terakhir ada kreativitas, dalam Experensial Learning (EL) atau yang biasa kita sebut outbound itu pada dasarnya kita dituntut untuk menjadi kreatif, keluar dari kebiasaan,” ucap Mujiyanto, Kamis (9/9).
Jadi, untuk menyajikan sebuah destinasi wisata outbound, jelasnya, tidak bisa mengesampingkan fasilitator yang kompeten dalam bidang tersebut.
Kreativitas itu sendiri dalam penerapannya di desa wisata menurut Mujiyanto, bagaimana menggali potensi kearifan lokal dan mengemasnya sebagai produk wisata.
Senada, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Saiful Ahkam menyampaikan, kegiatan ini salah satunya bertujuan menambah variasi atraksi wisata yang ada di desa-desa wisata.
Selain memperkaya SDM, pihaknya juga ingin menyajikan inspirasi bahwa satu desa wisata sesungguhnya memiliki banyak kekayaan potensial yang harus mereka kembangkan. Tidak lagi hanya bicara atraksi sejenis, misalnya satu desa wisata buat kolam semua ikut buat kolam, tetapi ada potensi alamiah yang mereka miliki dengan segala macam bentuk variannya yang kaya di setiap desa.
Dari pelatihan ini ia juga mengharapkan setiap desa mampu mengidentifikasi potensi dirinya lebih dahulu. Baru kemudian memiliki inspirasi untuk kreatif mengembangkannya sampai mampu menciptakan paket-paket wisata atraktif yang bisa ditawarkan ke pasar.
Terkait kerjasama dengan AELI, Ahkam juga memberikan respon positif. Untuk proses pendampingan kepada para pemandu wisata outbound di desa ia berencana membuat Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan AELI NTB, dimana salah satu tujuannya adalah menjadi mitra dampingan dari AELI NTB.
"Tahun ini kita kerjasama dengan AELI mudah-mudahan AELI mampu menghadirkan program sertifikasi buat teman-teman peserta ini, jadi keberlanjutannya ada. Dan setelah mereka tersertifikasi, selanjutnya kita bersama-sama mampu menjual paket untuk memperkaya destinasi alternatif kita," harapnya.
Sebagai tambahan dan penguat dalam memasarkan produk wisata di desa wisata, dalam pelatihan ini peserta juga dibekali materi business plan yang disampaikan oleh PT. Bank BNI Capem Mataram, dan akan ditutup dengan materi digital marketing di akhir pelatihan. (jl)