M. Zainuddin
SELONG -- Potensi tanan porang di Lombok Timur luar biasa. Sejauh ini, tanaman tersebut masih belum dijadikan komoditi serius sebagai pendapatan.
Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Lombok Timur, Zainudin mengatakan, tanaman porang di daerah ini tersebar di empat kecamatan. Yakni, Montong Gading, Pringgasela, Sembalun dan Sambalia.
Dari keempat kecamatan itu, tercatat luas lahan tanam yang tersebar sebanyak 545 hektar. Dari luas lahan tersebut hanya menghasilkan 108 ton per tahun.
"Hasil sebanyak 108 ton ini kita ekspor ke Bali," ucapnya, Senin (13/9).
Proyeksi menjadikan Lombok Timur sebagai sentral tanaman porang disebutnya datang dari kementerian terkait. Pihaknya ditawarkan membudidayakan tanaman ini saat dirinya memenuhi undangan kementerian.
Dengan potensi yang dimiliki Lombok Timur, pihak kementerian bakal mengucurkan anggaran sebesar Rp 16 miliar. Anggaran tersebut akan digunakan untuk mendirikan pabrik.
Porang di Lombok Timur nantinya akan disiapkan menjadi beberapa olahan. Olahan tersebut bakal dijadikan bahan kosmetik dan menjadi bahan farmasi.
Tidak hanya itu, porang nantinya akan dijadikan sebagai pengganti bahan pokok beras. Pasalnya, strategi ini disiapkan untuk menanggulangi kekhawatiran bahwa stok beras akan berkurang pada 2025 mendatang.
"Prediksi teman-teman di Kementerian Pertanian ini, pada tahun 2025 kita akan mengalami kesulitan beras, maka kita di Lombok Timur ini mempersiapkan untuk itu," jelasnya.
Lebih lanjut, Zainudin menyebut strategi home industri bakal disosialisasikan guna memaksimalkan pemenuhan permintaan. Termasuk, home industri untuk pupuk yang dibutuhkan.
Dengan demikian, lanjutnya, masyarakat dapat menanam porang di halaman rumahnya masing-masing.
Dia berharap, kedepan pengembangan porang di Lotim dapat berkembang dengan baik.
"Kedepan kita akan sosialisasikan kepada masyarakat terkait manfaat porang," pungkasnya. (hs)